Gambar All Eyes on Rafah yang viral. (Foto: X)
NEW YORK – Gambar “All Eyes on Rafah” menjadi viral di media sosial menyusul serangan mematikan Israel terhadap kamp pengungsian warga Palestina di kota Jalur Gaza tersebut pada Minggu, (26/5/2024). Serangan keji yang menyebabkan kebakaran itu menewaskan 45 warga sipil Palestina, termasuk bayi dan anak-anak.
Gambar yang menggambarkan tenda-tenda di sebuah kamp yang disusun dengan tulisan “All Eyes on Rafah”, sebuah wilayah di selatan Gaza yang dipenuhi dengan tenda-tenda pengungsi itu telah dibagikan lebih dari 29 juta kali di Instagram dalam waktu kurang dari 24 jam.
Gambar tersebut terutama dibagikan melalui fitur Stories Instagram, dengan influencer, atlet, dan selebritas – aktor dan penyanyi, memposting gambar tersebut.
Namun, gambar yang dimaksudkan sebagai menyerukan agar orang-orang memberikan perhatian terhadap perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza itu juga mendapat kritik karena dibuat dengan menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Bahkan, gambar ini menjadi salah satu ikonografi aktivis viral pertama yang diciptakan oleh AI.
Marc Owen Jones, seorang profesor studi Timur Tengah di Universitas Hamad Bin Khalifa di Qatar yang mempelajari misinformasi, mengatakan bahwa gambar tersebut “pasti terlihat” dihasilkan oleh AI.
Menurutnya, tanda-tanda bahwa gambar tersebut dihasilkan oleh AI antara lain adalah gambar tersebut tidak tampak fotorealistik, terdapat bayangan yang tidak biasa, dan tenda kemah dalam gambar sangat luas dan simetris — sebuah tanda pengulangan pola yang umum terjadi pada generasi AI, demikian dilansir dari NBC New York.