Jakarta –
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin bicara mengenai umat manusia yang bisa memilih untuk beriman atau tidak, serta menentukan jalan hidupnya. Namun, Ma’ruf mengatakan ada hal yang manusia tidak bisa pilih atau sudah merupakan keputusan Allah.
Hal ini disampaikan Ma’ruf dalam sambutannya dipembukaan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia, Rabu (29/5). Awalnya, Ma’ruf menyebut Allah bisa membuat semua orang beriman, namun hal itu tidak dilakukan lantaran iman tidak bisa dipaksakan.
“Kalau Allah mau mengimankan semua bisa, memaksa semua bisa, apakah Allah mau memaksa orang suru iman semua? kata Allah jangan, iman tidak boleh dipaksa,” kata Ma’ruf, seperti dilihat dalam video sambutan yang diunggah di akun Youtube Wakil Presiden.
“Allah tidak mau memaksa, Allah bisa, seperti malaikat semua, malaikat tuh iman semua, malaikat tidak ada yang pernah maksiat kepada Allah. Malaikat itu semua bisa,” sambungnya.
Ma’ruf mengatakan ada hal untuk manusia yang telah ditetapkan oleh Allah. Ma’ruf menyebut salah satunya yakni, manusia tidak bisa memilih dimana kita dilahirkan.
“Kita juga ada yang dipaksa sama Allah, misal kita lahir dimana, kita nggak bisa milih. Pak Gubernur, walaupun sekarang jadi Gubernur Bangkabelitung lahirnya di Aceh. Nggak bisa saya milih lahir di Bangka. Nggak ada orang bisa milih mau lahir dimana,” ujar Ma’ruf.
Selain itu, Ma’ruf juga menyebut manusia tidak bisa memilih siapa orang tuanya. Ia lantas mencontohkan, jika bisa memilih orang tua, maka akan memilih menjadi anak dari seorang presiden.
“Orang tidak bisa milih siapa bapaknya, siapa ibunya. Apa bisa milih? Kalau bisa milih, saya ingin jadi anak presiden. Tapi kan nggak bisa. Itu majbur (red: ditakdirkan Allah),” kata Ma’ruf.
“Ada yang lahirnya hitam, ada yang putih, ada yang hidungnya mancung, ada yang hidungnya pesek, apa bisa milih, kalau bisa milih semua cakep,” tuturnya.
Namun, Ma’ruf menyebut Allah tidak memaksa manusia dalam memilih jalan hidup. Hal ini menurutnya, agar manusia bisa memilih dan mendekat kepada Allah dengan iman dan kecintaan yang dimiliki.
“Tetapi dalam masalah memilih jalan hidup Allah tidak maksa, supaya milih, iman itu, dengan ikhtiar kita supaya datang kepada Allah. Supaya datang kepada tuhannya dengan ketaatan yang pilihannya sendiri, supaya datang kepada tuhannya dengan ketaatan yang berdasarkan kecintaan. Makannya disuruh milih, nah ini lah istilahnya kita milih mau beriman apa tidak beriman kalau sudah beriman masuk syurga kalau tidak beriman nah itu, ada yang dia pilih jalan syurga ada yang pilih kamar belakang,” tuturnya.
(dwia/dnu)