Jakarta –
Siswa SMP di salah satu pesantren di Megamendung, Kabupaten Bogor, jadi korban pemukulan oleh senior. Pemukulan terjadi karena korban menolak diminta memakan nasi basi.
Kapolsek Megamendung, AKP Dedi Hernawan, menjelaskan peristiwa pemukulan terjadi pada Sabtu (18/5) lalu sekitar pukul 10.00 WIB. Saat kejadian, korban sedang bertugas di bagian dapur pesantren dan menjaga nasi.
“Diduga adanya pemukulan terjadi saat A, seorang siswa kelas 3 SMP, sedang menjalankan tugas piket menjaga nasi di ponpes (pondok pesantren). F, seorang siswa kelas 3 SMA, yang merupakan senior A, datang dan mengingatkannya untuk makan,” kata Dedi dalam keterangannya, Minggu (2/6/2024).
Saat itu, A menolak makan karena mengetahui nasi yang diminta makan oleh seniornya sudah basi. Mendapat penolakan, F kemudian memukul A.
“Namun setelah A menolak karena nasi tersebut sudah basi, F kemudian melakukan pemukulan terhadap A,” kata Dedi.
Dedi menyebut pihak korban dan pelaku telah dipertemukan di pesantren, dihadiri aparat desa, pihak guru dan kepolisian. Hasil musyawarah, kedua belah pihak sepakat saling memaafkan.
“Kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan. Pihak orang tua A telah memaafkan pelaku. Kedua belah pihak sepakat untuk tidak menempuh jalur hukum,” kata Dedi.
“Penyelesaian damai ini menjadi contoh pentingnya penyelesaian konflik dengan cara musyawarah. Semoga kasus serupa tidak terulang di masa mendatang,” imbuhnya.
(sol/rfs)