Warga Kampung Bayam yang mengikuti mediasi bersama JakPro dan Pemprov DKI Jakarta di Komnas HAM sepakat memilih tetap bertahan di hunian sementara (huntara) sembari menunggu pembangunan rusun baru. Meskipun fasilitasnya serba terbatas, ada pertimbangan lain dibalik pilihan warga tetap bertahan di huntara.
Sekadar gambaran, saat JakPro meminta warga mengosongkan hunian Kampung Susun Bayam (KSB) di kawasan Jakarta International Stadium (JIS), warga memutuskan pindah ke Huntara yang terletak di Jalan Tongkol 10 Gudang Kerapu Pademangan, tak begitu jauh dari kawasan JIS. Karena dekat dengan KSB–yang dulunya merupakan lokasi Kampung Bayam yang telah digusur–warga tetap bertahan di Huntara Jalan Tongkol ketimbang pindah ke Rusun Nagrak yang lokasinya 18 km dari KSB.
“Pertama, akses yang dekat dengan ruang hidup kami awal, dekat sekali sehingga dalam hal ini terkait pemulihan ekonomi,” kata Perwakilan Warga Kampung Susun Bayam, Furqon saat dikonfirmasi, Selasa (4/6/2024).
Furqon menjelaskan mayoritas warga Kampung Bayam merupakan petani. Dengan bertahan di huntara, Furqon berharap kelompoknya bisa mengembangkan agro wisata di lahan milik Pemprov DKI sehingga memulihkan perekonomian mereka.
“Kedua kami meminta dipercaya terus berjalannya pertanian kami. Semoga harapan dan impian kami jadi percontohan, paling tidak menjadi agro wisata edukasi pertanian. Bukan sekadar menanam, lalu tunggu panen. Alhamdulillah kami diberikan kesempatan, izin. Kami meminta kepastian walaupun waktu pembangunan rusun di Jalan Yos Sudarso itu belum tau kapan dan selesainya kapan, tapi kami menunggu dan diberi kesempatan pemulihan ekonomi di hunian sementara,” ucapnya.
Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam itu menerangkan, sekitar 35 keluarga yang bertahan di huntara. Angka itu pun masih bisa berubah karena pihaknya tengah melakukan pendataaan. Untuk fasilitas di huntara sendiri, kata dia, berangsur membaik usai mediasi di Komnas HAM bergulir.
“Alhamdulillah kemarin Pemprov DKI telah memastikan fasilitas air, akses kesehatan, pendidikan, nanti kita berupaya sowan kepada dinas terkait, baik di Jakarta Utara-nya, yang terpenting JakPro mau pasangkan listrik kembali. Tinggal tunggu pelaksanaan sesuai kesepakatan mediasi kemarin,” terangnya.
Furqon Ungkap Lokasi Rusun Baru Dekat JIS
Kepada Furqon bersama perwakilan warga yang mengikuti mediasi di Komnas HAM, Pemprov DKI menjelaskan menyebut lokasi rusun baru yang bakal dibangun Pemprov DKI di Jalan Yos Sudarso, tak jauh dari kawasan JIS. Nantinya, rusun baru tetap berada di kecamatan Tanjung Priok.
“Pertama, tidak jauh dari lokasi JIS. Kedua memang lingkup di Kecamatan Tanjung Priok. JIS juga di kecamatan Tanjung Priok ya,” terangnya.
Lokasi inilah yang membuat warga sepakat direlokasi ke rusun baru. Sebab, lokasinya dekat dengan tempat warga bekerja.
“Akses ya yang kami pikirkan, karena akses berpengaruh terhadap pemulihan ekonomi,” ucapnya.
“(Di Nagrak) Bukan hanya jauh saja, ruang hidup baru itu, kami sudah survei, untuk memulihkan ekonomi akan lama kembali. Kami sudah cukup untuk itu, masa harus berproses kembali,” sambungnya.
Soal kapan rusun baru itu dibangun, warga pun belum mendapatkan kepastian.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta bakal membangun rusun baru bagi warga eks Kampung Bayam. Warga memilih menempati Hunian Sementara (Huntara) di Jl Tongkol sambil menunggu rusun baru selesai dibangun di kawasan lain untuk mereka.
Kesepakatan antara warga Kampung Susun Bayam, PT Jakarta Propertindo (JakPro), dan Pemprov DKI Jakarta itu diungkap oleh Komnas HAM. Awalnya, Pemprov DKI sempat menawari warga direlokasi ke Rusun Nagrak di Cilincing tapi langsung ditolak.
“Warga tidak bersedia ke Nagrak, tapi jangan salah ya, Pemprov DKI menawarkan sementara tinggal di Rusun Nagrak tapi warga tidak bersedia,” kata Komisioner Mediasi Komnas HAM, Prabianto Mukti, kepada wartawan, Selasa (4/6/2024).
“Warga memilih untuk sementara tinggal di huntara Jl Tongkol,” sambungnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.