Kabul –
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) memberi saran ke Pemerintah Afghanistan untuk mengirimkan tenaga pendidik hingga mahasiswa belajar ke Indonesia. Menurut JK, Afghanistan menyambut baik.
“Memang kendalanya cuma satu soal pendidikan perempuan karena itu mereka ingin belajar sama Indonesia, mereka minta bagaimana itu, saya juga setuju bahwa kita undang ahli-ahli dari sini, guru-guru untuk melihat bagaimana suasana pendidikan di Indonesia, bagaimana menggabungkan pendidikan agama dengan pendidikan umum dan mereka sangat ingin dan ingin mempersiapkan,” kata JK di Kabul, Afghanistan, Selasa (4/6/2024).
Hal itu turut disampaikan langsung JK dalam pertemuan dengan Menteri Pendidikan Afghanistan Habibullah Agha. Keduanya berbincang sekitar 1 jam di kantor Agha.
“Ya saya bilang sama mereka mari kita berpikir seperti Vietnam, mereka tuh maju karena melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, oleh karena itu mereka seperti itu ingin kembali menjalin hubungan-hubungan baik dengan negara-negara lain,” kata JK.
Dalam pertemuan itu Agha berkisah negaranya sudah mengalami perang selama 45 tahun dan itu sangat mempengaruhi pendidikan. Dia menepis jika pendidikan untuk perempuan dilarang di Afghanistan tetapi situasi setelah perang memang cukup menyulitkan bagi mereka.
“Kami memiliki sekolah sekitar 30-40 tahun yang lalu tapi saat ini penduduk Afghanistan terus bertambah sehingga membutuhkan infrastruktur lagi,” kata Agha kepada JK di kantornya, Kabul, Afghanistan, Selasa (4/6/2024).
Agha berharap negara-negara Islam atau yang berpenduduk mayoritas Islam seperti Indonesia bisa turut membantu Afghanistan. Pendidikan di Afghanistan disebut mengalami banyak masalah.
“Di situlah kami ingin bantuan dari negara-negara Islam untuk membuat sekolah dan madrasah baru,” kata Agha.
(dhn/aik)