Kabul –
Menteri Pertahanan Afghanistan Mullah Mohammad Yaqoob berharap Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) membantu beragam persoalan yang dihadapi negara itu. Salah satu yang diharapkan Yaqoob adalah terkait sanksi yang dikenakan Amerika Serikat (AS).
“Amerika banyak memberikan sanksi seperti sektor ekonomi dan perbankan padahal sekarang seluruh dunia tahu bahwa kami punya tujuan dan sudah kami capai,” kata Yaqoob yang menjamu JK di kantornya di Kabul, Selasa (4/6/2024).
Tujuan yang dimaksud Yaqoob yaitu dengan mengambil alih pemerintah Afghanistan sebelumnya sebab dianggap Taliban telah diselimuti korupsi. Yaqoob yang juga adalah putra sulung dari pendiri dan pemimpin pertama Taliban, Mullah Omar, itu sangat berharap JK bisa meneruskan pesannya itu.
“Bapak bisa bantu semua urusan ini. Kami harap bisa bantu kami,” kata Yaqoob.
Menanggapi itu JK mengaku sangat memahami situasi Afghanistan saat ini. Menurut JK, hanya satu isu yang menjadi perhatian dunia yaitu terkait kesetaraan gender.
“Kami sangat memahami dan mengerti dengan pemerintah Afghanistan sekarang karena itu seluruh dunia termasuk Indonesia banyak bicara hanya soal sedikit saja yaitu soal peranan perempuan,” kata JK.
JK sendiri mengaku melihat sejatinya perempuan di Afghanistan saat ini tampak berperan dengan mendapatkan akses-akses seperti pekerjaan publik. Namun menurut JK, Afghanistan perlu memberikan penegasan.
“Membuka sekolah khusus perempuan, maka seluruh dunia akan melihat. Di dunia sebenarnya itu saja persoalannya,” kata JK.
Yaqoob mengaku memahami hal itu. Untuk itu dia berterima kasih pada JK yang hadir langsung melihat situasi di Kabul khususnya dan Afghanistan pada umumnya.
“Terkait pendidikan Afghanistan saya bisa katakan pendidikan tidak semua tutup di sini. Banyak madrasah dan pondok-pondok pesantren buka dan kami akan buka sekolah perempuan tapi kami izin untuk membuat kurikulum yang bagus dulu baru kami akan buka,” kata Yaqoob.
Dia juga mempersilakan JK dan rombongan untuk mengecek langsung ke kementerian terkait. Yaqoob turut memastikan kehidupan di Afghanistan saat ini aman-aman saja meski diserang propaganda di mana-mana.
“Tidak akan ada ancaman kepada siapapun. Kami sangat serius dan janji,” kata Yaqoob menegaskan.
Selama 2 hari di Kabul, rombongan JK menyaksikan di jalan-jalan banyak perempuan berlalu lalang tanpa adanya gangguan. Ketika di bandara, para petugas imigrasi juga ada yang perempuan, pun di hotel juga resepsionisnya perempuan. Namun selayaknya negara yang menganut syariat Islam, para pekerja perempuan ini enggan untuk berbicara lebih banyak dengan lawan jenis.
(dhn/ygs)