Jakarta –
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan potensi longsor di Jakarta pada bulan Juni 2024. Hal ini disampaikan melalui laman resmi BPBD DKI Jakarta.
Berikut informasi selengkapnya.
Dikutip dari laman Instagram BPBD DKI Jakarta @bpbddkijakarta, sejumlah daerah di Provinsi Jakarta berpotensi terkena longsor di bulan Juni 2024. Prakiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.
Diketahui, beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah, yaitu:
1. Jakarta Selatan
- Wilayah Kecamatan Cilandak,
- Wilayah Kecamatan Jagakarsa,
- Wilayah Kecamatan Kebayoran Baru,
- Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama,
- Wilayah Kecamatan Mampang Prapatan,
- Wilayah Kecamatan Pancoran,
- Wilayah Kecamatan Pasar Minggu,
- Wilayah Kecamatan Pesanggrahan.
2. Jakarta Timur
- Wilayah Kecamatan Kramatjati,
- Wilayah Kecamatan Pasar Rebo.
Pada Zona Menengah, dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Sementara pada Zona Tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali.
Oleh karena itu, Lurah, Camat, dan masyarakat sekitar diimbau untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.
Ciri-ciri Daerah Rawan Longsor
Dilansir situs Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yogyakarta, tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Sebuah daerah dikatakan berpotensi besar terhadap bencana tanah longsor apabila memenuhi ciri-ciri berikut ini.
- Daerah bukit, lereng, dan pegunungan dengan kemiringan lebih dari 20 derajat
- Kondisi lapisan tanah tebal di atas lereng
- Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk
- Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal
- Adanya retakan pada bagian atas tebing
- Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsoran kecil
- Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau sarana lainnya.
(kny/imk)