Madinah –
Timwas Haji DPR mendesak agar pemerintah mengekspor bahan pangan ke Arab Saudi, khususnya beras untuk konsumsi jemaah haji RI. Hal ini dinilai penting agar Indonesia juga bisa mendapatkan benefit dari penyelenggaraan haji tersebut.
“Jadi sebetulnya, secara pribadi sejak 2016, 2017, dan 2018 itu kita setiap tahun ketika meninjau, (kami mendorong) untuk bahan baku itu (agar) diambil dari Indonesia,” kata anggota Timwas Haji DPR, Endang Maria Astuti, di sela-sela pengecekan catering jemaah haji RI, Nooha for Catering Service, di Madinah, Sabtu (8/6/2024) siang waktu setempat.
Jumlah jemaah haji Indonesia yang saat ini mencapai 241 ribu menyumbang devisa yang cukup besar bagi Arab Saudi. Timwas berharap sebaliknya pemerintah Arab Saudi juga memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji ini melalui penyediaan bahan baku pangan untuk konsumsi jemaah.
“Jadi jemaah haji Indonesia memberikan masukan ke sini, tetapi dari sini pun (agar) memberi masukan ke Indonesia dari sisi bahan baku untuk makanan,” ucapnya.
Untuk mewujudkan hal ini diperlukan kerja sama antarkementerian/lembaga terkait, antara lain Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Itu tergantung bagaimana nanti pemerintah, Kemendag, BUMN bisa nggak berkolaborasi untuk menggolkan itu tergantung kebijakan itu. Selama para pengambil kebijakan ini tidak satu suara, akhirnya susah,” ujarnya.
Anggota Komisi VIII dari Fraksi Partai Golkar itu menyampaikan selama ini Arab Saudi mengimpor bahan pangan untuk jemaah haji dari Thailand. Persoalan harga beras Indonesia yang cukup mahal menjadi salah satu kendala Arab Saudi belum bisa mengimpor beras dari Indonesia.
“Setelah kita tanya secara detail memang ada problem bahwa kalau mengambil bahan baku dari Indonesia harganya tidak terjangkau, jadi jauh lebih mahal dan kualitas makanan pun akan jauh lebih berbeda,” katanya.
Di sisi lain, pihak katering yang menyediakan makanan bagi para jemaah mempertimbangkan untung-rugi jika bahan pangan diimpor dari Indonesia.
“Contoh beras, beras ini enak sekali disukai jemaah Indonesia karena pulen. Tetapi, bagi katering mereka akan merasa rugi karena beras di Indonesia yang dimasak atasnya enak bawahnya cepat seperti bubur,” imbuhnya.
Endang menyarankan agar Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan study banding untuk mengetahui standar bahan baku makanan yang digunakan Arab Saudi agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain untuk mengekspor bahan baku makanan.
“Kita berharap Mendag ke depan mungkin study banding bahan baku yang standar seperti apa kemudian dicari di Indonesia untuk dikembangkan, karena ini setiap tahun akan memberi benefit juga untuk di Indonesia,” tuturnya.
Endang mengatakan pihaknya terus mendorong supaya Indonesia bisa mendorong ekspor bahan baku seperti beras dalam penyelenggaraan haji di tahun depan.
“Besar harapan kami juga seperti itu. Untuk yang lain-lain pun sama, tetapi akhirnya untuk kopi, kecap tetap mengambil dari Indonesia. Ini pun sudah didorong, sekarang sudah masuk ke sini ya minyak Indonesia,” ujarnya.
Terkait sidak ke katering, Endang menyampaikan pengadaan makanan untuk jemaah haji Indonesia sudah sesuai standar sebagaimana yang diinginkan oleh Komisi VIII DPR.
“Untuk makan pagi harapannya ada nasi itu sudah terwujud. Kalau dulu kan itu hanya berupa snack saja. Kalau ini sudah ada nasi, nasi kuning misalnya dan sudah ada telur,” pungkasnya.
(mea/fas)