Jakarta –
Timwas Haji DPR RI melakukan sidak transportasi jemaah RI di Terminal Shaeeb Amer, Makkah. Timwas mempertanyakan soal bus solawat yang berhenti operasi per Selasa, 6 Juni 2024.
Hal ini disampaikan Timwas DPR yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Loedwijk Freidrick dan Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily, serta sejumlah anggota Komisi VIII, di antaranya Ecky Awal Muharam, John Kenedy Azis, Muhammad Ali Ridha, dan Obon Tabroni. Timwas disambut oleh Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag), Saiful Mujab.
Awalnya, Timwas menanyakan soal operasional bus solawat yang berhenti sementara sejak Selasa (11/6). Anggota Timwas, John Kenedy kemudian meminta Saiful Mujib untuk menunjukkan kontrak sewa transportasi dengan Pemerintah Arab Saudi.
“Saya pengin tahu, lihat kontraknya kapan mulainya dan kapan berakhirnya sebelum 10 Dzulhijah. Anda bisa lihat nggak?” kata John.
Saiful menjawab, surat edaran tersebut ada di kantornya.
“Kapan mulainya, tanggal berapa? Soalnya kalau Anda katakan aktivitas jemaah Indonesia paling banyak, bahkan tambah banyak sekarang. Orang (sebagian) dari Madinah baru masuk kok,” jelas John.
“Kalau di kontrak memang tidak diatur kapan beroperasinya, karena kapan untuk kapasitas keluar bus…,” jawab Saiful yang kemudian dipotong oleh John.
“Logikanya Mas, kloter terakhir masih berangkat dari Indonesia hari ini (kemarin-red), masa mereka nggak melakukan aktivitas ke Masjidil Haram?,” kata John lagi.
Foto: Timwas Haji Sidak Transportasi Jemaah RI (Mei Amelia/detikcom)
|
Menjawab John, Saiful mengatakan bahwa pihaknya akan memfasilitasi jemaah haji yang datang melewati batas ketentuan operasional bus. John lalu menanyakan bagaimana Kemenag akan memfasilitasi jemaah jika busnya saja sudahbtidak ada.
“Nanti by call,” ucap Saiful.
Anggota Timwas lainnya, Ecky Awal Muharam kemudian menanyakan apakah Kemenag memiliki data terkait akomodasi para jemaah yang harus dijemput oleh petugaa.
“Jadi gini pak, kalau pelayanan itu jangan setengah hati, harus reservasif. Orang jangan karena butuh (telepon) “Eh siapin ya bus tanggal segini” nggak begitu, kita harus tahu sistem bahwa pondokan ini datang jam segini sudah stand by,” cecar Ecky.
Belum dijawab Saiful, John kemudian menyampaikan bahwa jemaah haji justru akan menumpuk di Makkah mendekati wukuf di Arafah. Namun, John mempertanyakan bus solawat yang malah ditiadakan jelang puncak haji, padahal sebagian jemaah masih berada di Makkah.
“Pak, bapak coba naik taksi sekarang, mahal banget, 200 Riyal. Pak Syaiful 200 Riyal, jangan bilang ngarang, coba Pak Syaiful naik taksi, you jangan naik GMC terus,” kata John.
Saiful kemudian menjelaskan bahwa penghentian sementera bus solawat adalah murni kebijakan dari Otoritas Arab Saudi.
“Kebijakan itu bukan dari kami, tapi dari otoritas Arab Saudi, dalam hal ini Kota Makkah. Jadi per hari ini harus diperhatikan, kalau surat edarannya itu ada,” kata Saiful.
Sementara itu, Kang Ace mengkhawatirkan para jemaah tidak terlayani dengan baik karena layanan bus solawat dihentikan.
“Poin pentingnya adalah ini jemaah kita masih ada yang baru datang baik dari Indonesia baik Madinah, tapi ini layanan bus sholawat disetop,” kata Kang Ace.
Kang Ace berharap agar Kemenag memberikan pelayanan maksimal kepada jemaah, terutama masalah transportasi.
“Tolong difasilitasi dan dalam posisi jangan posisi mereka harus ditelepon,” tutur Ace.
(mea/zap)