Beredar viral di media sosial, suatu video memperlihatkan keributan para pria dewasa. Narasi menyebutkan bahwa video itu merupakan rekaman keributan antara sekuriti kawasan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) dengan fotografer. Pengelola GBK kemudian melakukan langkah penanganan.
Terlihat dari video yang viral beredar, ada empat pria seperti sekuriti berseragam kemeja kuning dan bercelana cokelat berdiri menghadap ke arah kiri. Di depannya, ada sejumlah pria berseragam hitam-hitam, yang juga diceritakan sebagai sekuriti.
Latar video ini adalah tempat semi-terbuka, di depan penjaja makanan nasi goreng. Di luar, nampak ada pepohonan.
Perekam video tidak terlihat wajahnya, namun dia menyampaikan kata-kata, “Kita nggak ada melawan, Mas. Kita nggak ada ngelawan. Ini mas ini tiba-tiba datang, ‘Hei-hei, babi.’ Dia bilang gitu.”
Adapun di sisi pria-pria berseragam hitam-hitam, terekam semacam keributan yang tidak jelas konteksnya, kecuali hanya kalimat makian yang entah bersumber dari siapa, seorang pria berkaus kuning melerai, seorang perempuan berkerudung melerai, dan seorang pria yang hendak menghambur ke keributan namun ditahan rekan sesama berseragam hitam.
“Dia pukul. Pukul, dipukul, anjing, nggak usah mancing begitu ya, tahan bang, tahan,” begitulah suara yang terdengar saling bersahutan.
Ribut-ribut apa ini sebenarnya? Intinya, ini adalah keributan antara fotografer dengan sekuriti di GBK.
Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPGBK) melalui Kepala Divisi Humas, Hukum, dan Administrasi, Asep Triyadi, telah menyampaikan siaran pers. Video keributan antara vendor keamanan dengan pengunjung di kawasan GBK ini telah diperiksanya. Siaran pers ini diunggah pula oleh Himpunan Pengusaha Dokumentasi Indonesia (HIPDI).
Lewat pemeriksaan, ditemukan bahwa keributan itu muncul karena kesalahpahaman antara vendor keamanan GBK dengan pengunjung yang merupakan anggota fotografer dari HIPDI tentang aturan/tata tertib pengambilan dokumentasi (gambar/video) di kawasan GBK.
Halaman selanjutnya, sekuriti dikembalikan ke vendor: