Jakarta –
Kementerian Agama (Kemenag) membuat kebijakan murur (mabit di atas mobil) bagi jemaah lansia dan berisiko tinggi saat berada di Muzdalifah. Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR berharap konsep murur ini mengurangi kepadatan jemaah di Muzdalifah.
“Harapannya dengan konsep murur yang diberlakukan bagi lansia akan mengurangi kepadatan jemaah yang berangkat dari Arafah ke Muzdalifah,” kata Anggota Timwas sekaligus Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan di Arafah, Sabtu (16/4/2024).
Dengan konsep murur ini, diharapkan pelaksanaan melempar jumrah bisa dilakukan paling lama pada pagi hari.
“Sehingga maksimal jam 8 pagi sudah meninggalkan Muzdalifah dan lanjut ke Mina untuk jumrah aqobah,” imbuhnya.
Timwas berharap Kemenag melakukan mitigasi yang baik agar pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah bisa berjalan dengan lancar. Timwas mewanti-wanti agar tidak terjadi penumpukan di Muzdalifah seperti tahun lalu yang mengakibatkan jemaah telantar berjam-jam.
“Tentu kita berharap ada mitigasi dari pihak Kemenag agar nanti pergerakan dari Arafah ke Muzdalifah bisa dipersiapkan pergerakannya secara terencana, tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan jangan sampai terjadi penumpukan jemaah di Muzdalifah,” katanya.
Di sisi lain, ketua kloter atau rombongan diharapkan memperhatikan keberadaan para jemaahnya. Timwas mengingatkan agar tidak ada jemaah yang tercecer.
“Ketua kloter, ketua rombongan dan ketua regu untuk memperhatikan keberadaan anggotanya agar di tengah kepadatan di puncak haji dimungkinkan terpencarnya jemaah,” imbuhnya.
Ace menyampaikan pergerakan jemaah dari hotel ke Arafah sejauh ini berjalan dengan baik. Meski sempat terjadi keterlambatan pengangkutan jemaah.
“Sejauh ini dibanding tahun lalu, persoalan transportasi angkutan dari hotel ke Arafah, tahun lalu sudah diisi oleh haji ilegal. Kita alhamdulillah relatif tertib walaupun ada keterlambatan angkutan,” pungkasnya.
(mea/zap)