Mina –
Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR mendapatkan keluhan dari jemaah yang tidak mendapatkan kartu Nusuk. Kartu Nusuk yang diperlukan untuk ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) ini tidak terbit bahkan hingga puncah haji selesai.
Persoalan ini diungkapkan oleh Ketua Kloter JKS-11 Kabupaten Bogor, Oma Nuryana Firdaosi, saat ditemui oleh Wakil Ketua DPR RI, Ace Hasan Sadzily, yang juga anggota Timwas DPR, di Maktab 72 di Mina, Arab Saudi pada Senin (17/6/2024) malam.
“Kartu ini aja (smart card) Pak 60 lagi tidak kelar. Tidak keluar,” kata Oma kepada Ace.
“Siapa yang nggak jadi di sini? Dijelaskan nggak kalau ada pemeriksaan?” tanya Ace.
Oma menjelaskan akhirnya para jemaah tersebut tetap bisa menjalankan ibadah pada puncak haji di Armuzna setelah mendapatkan kepastian dari Maktab.
“Akhirnya kami meminta pertanggungjawaban ke Maktab, surat pengantar,” kata Oma.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, Hilman Latief, yang juga hadir di lokasi menjelaskan permasalahan terkait kartu Nusuk tersebut. Hilman menyampaikan pihaknya bersama masyarik dan maktab telah membahas persoalan kartu Nusuk yang belum terbit tersebut.
“Nah sampai jam 4.00 Waktu Arab Saudi (WAS) ada jaminan bisa bawa ke Arafah. Jadi sama masyarik sudah dikoordinasikan ke maktab dan didaftarkan secara manual, memang ada beberapa,” kata Hilman.
Menurut Ace, kartu Nusuk tersebut seharusnya sudah terbit sejak awal. Meski pada akhirnya para jemaah tanpa kartu Nusuk itu tetap bisa menyempurnakan ibadah haji di Armuzna.
“Soal kartu Nusuk itu harusnya lebih konsisten aja, kalau penggunaan dari sejak awal nusuk sebagai identitas jemaah harusnya bisa didapatkan sejak awal-awal sebab membuat jemaah jadi nggak tenang,” imbuh Ace.
Hilman kemudian menjelaskan sebenarnya kartu Nusuk ini sudah dikirimkan dan akan segera dibagikan kepada jemaah. Akan tetapi, kartu Nusuk itu ternyata belum diaktivasi.
“Sudah dikirim ternyata belum diaktivasi, jadi tidak semua nusuk berfungsi. Siapa yang mengaktivasi, maktab. Mereka ada satu sistem login nomor sekian yang diterima aktif, nah barulah dikasihkan,” kata Helmi.
Persoalan lainnya, kata Hilman, awalnya pembagian Nusuk itu dari KUH. Namun, di tengah jalan Kementerian Haji Arab Saudi dan masyarik itu memutuskan yang membagikan itu adalah maktab.
“Mungkin setelah aktivasi dibagi, dicatat dikurangi berapa, error sistem berapa. Yang terbagi pun ternyata ada yang sistemnya error ternyata masalah aktivasi atau masalah data bergeser,” beber Hilman.
Kang Ace berharap persoalan ini dapat diselesaikan dengan cepat.
“Sehingga tidak ada lagi dispute yang bersangkutan apakah pihak masyarik, harusnya tidak punya,” katanya.
Simak Video ‘Timwas Haji DPR: Toilet di Tenda Mina Antre 2 Jam, Ada yang Pingsan’:
(mei/ygs)