Kokom Komariah (53), warga di Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), yang viral mengadu anaknya hilang saat bekerja, angkat bicara. Dia menceritakan kronologi anaknya hilang diduga jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Kokom mengatakan sudah mentransfer sejumlah uang kepada lebih dari satu orang agar anaknya kembali. Namun hingga kini, anaknya yang bernama M Amal Ma’rup.
Berikut kronologi hilangnya Amal Ma’rup:
23 April 2024 pukul 09.00 WIB
M. Amal Ma’rup sekitar pukul 09.00 WIB pagi pergi tanpa berpamitan kepada orang tua. Kokom menduga anaknya berangkat sekolah.
“Yang saya kira Amal Ma’rup pergi ke sekolah,” kata Kokom kepada wartawan memulai ceritanya, di Mako Polres Bogor, Jumat (21/6/2024).
23 April 2024 Malam
Namun hingga malam harinya, anaknya itu belum pulang.
24 April 2024
Keesokan harinya, keluarga mulai mencari Amal kepada rekan-rekannya. Lalu saat memeriksa kamar Amal, Kokom menemukan sepucuk surat yang intinya Amal berpamitan untuk bekerja.
“Akan tetapi saya masih belum menemukan keberadaan Amal. Setelah melakukan pencarian, sekitar pukul 10.00 WIB pagi saya mengecek kamar Amal dan saya menemukan sepucuk surat yang berisi pesan Amal kepada saya yang hendak bekerja membantu kedua orang tua. Tanpa menulis ke mana tujuan Amal akan pergi bekerja,” ucapnya.
25 April 2024
Amal memberi kabar melalui telepon kepada keluarga soal dirinya yang berada di sebuah kapal, di Muara Baru, Jakarta Utara. Kepada Kokom, dia mengatakan siap melaut bersama seorang bernama Dony yang dikenalinya dari Facebook, yang juga menjemputnya pada 23 April 2024.
“Selama beberapa hari sebelum berangkat ke laut, Amal bercerita sempat menginap di rumah Dony.
8 Mei 2024
Selang seminggu kemudian, tepatnya pada 8 Mei 2024, Amal kembali memberikan kabar melalui sambungan telepon. Amal menjelaskan dia berada di Karawang Barat dan sedang bekerja di kapal nelayan Pelita 11.
Kokom mengatakan anaknya juga mengirim pesan suara berisi permintaan pulang dan dijemput. Amal memberi informasi bahwa dia berkomunikasi menggunakan nomor telepon Dony.
“Selang beberapa hari kemudian, Dony menelepon saya dengan iming-iming Dony akan memulangkan Amal dari kapal nelayan. Namun Dony malah meminta uang kepada saya sebesar Rp 350 ribu dengan alasan untuk mengantarkannya ke bos Amal. Lalu saya mengiyakan permintaan Dony dengan mentransfernya,” terangnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.