Jakarta –
Ketua DPRD Banten Andra Soni melakukan kunjungan ke beberapa wilayah di Kabupaten Pandeglang. Dalam kunjungannya, ia bicara pentingnya Pemprov Banten menyejahterakan petani.
“Hari ini petani paling muda umur 42 tahun, artinya dua atau tiga puluh tahun ke depan kita akan kehilangan petani, dan kemudian pangan kita nggak ada yang ngurusin. Padahal hari ini di dunia, krisis yang paling mendekati hari ini adalah krisis pangan,” kata Andra di Menes Pandeglang, Sabtu (22/6/2024).
Ketua DPD Gerindra Banten ini mengatakan ada beberapa faktor yang mengakibatkan petani di Banten ini berkurang. Menurutnya, hal itu disebabkan oleh tidak adanya perhatian khusus yang dilakukan pemerintah kepada petani.
“Pemerintah Provinsi Banten ke depannya kalau memperhatikan petani tidak lagi retorika, langsung ke permasalahan intinya. Pertama adalah di hulu terkait dengan ketersediaan airnya, kalau di Tangerang saking susahnya air, akhirnya jual tanahnya kepada pengembangan sehingga lahan pertanian lama-lama habis,” terangnya.
Tak hanya itu, lanjut Andra saat ini Pemerintah Provinsi Banten tidak bisa menekan harga gabah menjadi murah. Menurutnya, petani kesulitan membeli gabah yang mahal, dan ketika hasil panen malah dijual dengan harga murah.
“Kita harus memikirkan hilir, saya artikan masa tandur semua jadi mahal, saat kita panen semua jadi murah, sehingga makin terpojok petani ini,” ungkapnya.
“Sehingga pemerintah Provinsi Banten berusaha bagaimana hasil panen petani bisa ditampung oleh pemerintah, bagaimana caranya, kita punya BUMD yang hari ini belum melakukan apa-apa, malah bikin penggilingan padi yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena itu sudah ada bisnis tradisional di petani,” tambahnya.
Andra melanjutkan para petani juga harus diberikan modal usaha. Sebab menurutnya, pemerintah saat ini belum maksimal memberikan modal.
“Kemudian jaminan permodalan, kita punya Jamkrida penjaminan kredit rakyat daerah, kita punya bank Banten, BJB yang harusnya akses permodalan dibuka seluas-luasnya,” katanya.
(fca/fca)