Jakarta –
Bulan Juni memiliki sederet peringatan nasional dan internasional. Tahun ini, ada tiga peringatan yang jatuh pada tanggal 24 Juni 2024, yakni Hari Bidan Nasional, Hari Peri Internasional, dan Hari Inti Raymi.
Bagaimana asal-usul ketiga peringatan tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Menurut situs Perpustakaan Nasional (Perpusnas), bulan-bulan di kalender Masehi memiliki tanggal-tanggal penting untuk memperingati momentum bersejarah. Untuk bulan ini, ada Hari Bidan Nasional dan Hari Peri Internasional yang diperingati pada tanggal 24 Juni 2024.
Berikut serba-serbi Hari Bidan Nasional dan Hari Peri Internasional.
1. Hari Bidan Nasional
Mengutip Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) lahir pada tanggal 24 Juni 1951, dalam Konferensi Bidan Indonesia pertama oleh bidan-bidan senior di Jakarta. Pada konferensi tersebut tercetus tujuan-tujuan utama IBI, yaitu:
- Menggalang persatuan dan persaudaraan antar sesama bidan serta kaum wanita pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
- Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kesejahteraan keluarga.
- Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
- Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.
Lalu, pada tanggal 15 Oktober 1954, IBI menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). IBI diakui secara sah sebagai organisasi yang berbadan hukum dan tertera dalam Lembaga Negara nomor: J.A.5/927 (Departemen Dalam Negeri). Dan pada tahun 1956 IBI diterima sebagai anggota ICM (International Confederation of Midwives).
Hingga kini, Hari Bidan Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 24 Juni. Peringatan ini juga untuk merayakan HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
2. Hari Peri Internasional
Dikutip dari situs National Today, Hari Peri Internasional atau International Fairy Day diperingati setiap tanggal 24 Juni. Ide di balik hari ini adalah untuk mengapresiasi dan mengangkat perayaan makhluk mitos, seperti peri dan menggunakan kisah mereka untuk memberikan pelajaran berharga kepada anak-anak.
Konsep di mana ada peri dan segala sesuatu bisa terjadi, mendorong anak-anak untuk mencapai hal-hal yang dianggap mustahil oleh sistem saat ini, dengan keyakinan bahwa mereka bisa melakukannya. Jadi untuk menunjukkan keyakinan bahwa peri itu ada, diadakan Hari Peri Internasional.
Peri disebut sebagai makhluk mitos yang dikatakan memiliki kekuatan magis. Umumnya, peri dianggap perempuan dan menjadi bagian penting dari periode Renaisans di Eropa.
Ada cerita asal usul yang berbeda-beda dari berbagai belahan dunia, untuk menggambarkan keberadaan peri. Ada yang menyebut mereka anak-anak Hawa, ada yang menyebut mereka malaikat jatuh, dan ada pula yang menganggap mereka saudara perempuan elf. Peri juga dianggap sebagai makhluk gaib yang dikenal karena sifatnya yang suka bermain dan nakal.
Anak-anak mengenal sosok peri dalam kisah Peter Pan. Peri yang merupakan simbol masa muda dan kegembiraan, keinginan untuk menjadi anak-anak lagi, menyelami negeri dongeng, dan terbang santai bersama Peter Pan adalah fantasi yang disayangi banyak orang.
3. Hari Inti Raymi
Inti Raymi atau Festival Matahari adalah perayaan keagamaan tahunan yang diadakan setiap tanggal 24 Juni di Peru untuk menghormati Dewa Matahari Inca – Inti. Inti Raymi merupakan festival yang merayakan titik balik matahari musim dingin dan Tahun Baru Inca.
Perayaan utama diadakan di kota Cusco, Peru. Perayaan tersebut, merupakan hari libur terpenting bagi Kerajaan Inca, sekaligus menampilkan berbagai aktivitas budaya yang berlangsung di sekitar kota untuk menghormati leluhur Inca mereka.
Inti Raymi pertama kali dicetuskan sebagai perayaan oleh Kaisar Inca Pachacuti yang diyakini terjadi antara tahun 1412 dan 1430, untuk memperingati titik balik matahari musim dingin, hari ketika matahari berada paling jauh dari Bumi. Inti Raymi juga untuk menghormati nenek moyang masa lalu.
Meskipun perayaan utama berlangsung di Cusco, perayaan ini tidak hanya terjadi di kota tersebut karena penduduk asli Andean di Amerika Selatan secara rutin mempersembahkan persembahan kepada Dewa Matahari setiap tanggal 24 Juni. Ini termasuk orang-orang yang tinggal di Ekuador, Bolivia, Chili, Argentina Utara, dan Kolumbia.
(kny/imk)