JAKARTA – Para astronom biasanya menangani hal-hal yang sangat, sangat besar — teleskop besar, galaksi raksasa, dan bintang-bintang yang meledak secara masif di angkasa yang jaraknya hingga ribuan bahkan mungkin jutaan tahun cahaya.
Namun, sebuah alat astronomi, salah satu yang paling revolusioner dekade ini, dapat membantu para astronom melakukan pemantauan tersebut. Alat berbentuk satelit mini seukuran kotak roti ini akan bertindak sebagai bintang buatan bagi para astronom untuk diamati dari bumi, memungkinkan mereka mengukur kecerahan objek luar angkasa dengan lebih akurat dan lebih memahami beberapa misteri terbesar di alam semesta kita, seperti energi gelap.
NASA baru-baru ini menyetujui Misi Luar Angkasa Landolt senilai USD19,5 juta untuk meluncurkan satelit mini ini ke orbit Bumi.
“Ini adalah ilmu pengetahuan luar biasa yang didukung NASA,” kata Tyler Richey-Yowell, peneliti pascadoktoral di Observatorium Lowell yang mempelajari astronomi bintang dan planet ekstrasurya, kepada Business Insider. “Ini adalah sesuatu yang akan membantu semua astronom.”
Satelit mini yang diberi nama CubeSat dirancang untuk mengorbit Bumi dari jarak 22.236 mil (35.785 km). Pada jarak tersebut, kecepatannya akan menyamai putaran bumi sehingga satelit akan tampak diam di langit malam dan mudah dilacak oleh teleskop.
Kita tidak akan bisa melihatnya dengan mata telanjang. Namun bagi teleskop, satelit itu akan terlihat seperti bintang. Misi ini dijadwalkan diluncurkan pada 2029. Ini akan menjadi alat pertama dari jenisnya.
“Ini benar-benar baru bagi kami untuk memiliki semacam bintang buatan, kutipan, tanda kutip, yang dapat kami gunakan dan andalkan,” kata Richey-Yowell kepada BI.
Apa yang membuat “bintang buatan” ini lebih baik daripada bintang asli adalah para astronom akan dapat mengetahui secara pasti berapa banyak cahaya yang dipancarkannya.