Jakarta –
Tawuran belakangan kerap terjadi di Jalan Basuki Rahmat, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur. Tawuran ini juga sempat disiarkan secara langsung lewat media sosial (medsos).
“Yang kami selidiki bahwa mereka itu cari konten. Salah satunya itu. Karena mereka pada saat tawuran itu live langsung, di live-in,” kata Lurah Cipinang Besar Utara, Agung Budi Santoso, saat dihubungi detikcom, Sabtu (29/6/2024).
Agung menjelaskan temuan ini berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan. Dia pun mengungkap, diduga siaran langsung dan konten di medsos tersebut dilakukan untuk menghasilkan keuntungan alias cuan.
“Tapi yang jelas yang kami lihat, kalau kami telusuri di bawah yaitu tadi pertama hanya mencari konten, cari follower dan dari situ kan mohon maaf bisa mendapatkan imbalan kan? Keuntungan di dalam medsos gitu,” ungkap Agung.
Meski begitu, Agung belum menjelaskan lebih detail soal keuntungan yang didapat dari konten di medsos tersebut. Namun, dia berhasil membuktikan bahwa tawuran yang disiarkan langsung di medsos tersebut disaksikan pihak lain yang tidak berada di TKP.
“Ya kami tidak bisa memastikan itu 100 persen. Tapi kami lihat karena dari teman-teman juga mereka bisa menyaksikan langsung, kejadian yang terakhir itu. Mereka yang nggak tinggal di situ bisa melihat langsung dari live itu,” sebut Agung.
Dia juga menyebut para pelaku sempat janjian untuk melaksanakan tawuran di TKP tersebut melalui percakapan di media sosial.
“Sebelum terjadinya itu (tawuran), mereka juga sudah janjian lewat media sosial. Jadi sebelum tawuran itu kalau diselidiki di medsos itu mereka janjian dulu, sudah ada janjian jalur media sosial,” terang Agung.
Sebab Tawuran di Bassura Kerap Terjadi
Deklarasi damai sempat dibuat antara warga yang kerap terlibat tawuran di Jalan Basuki Rahmat (Basurra). Agung mengatakan tawuran yang kerap terjadi di sana karena ada provokasi dari pihak luar.
“Kebanyakan yang tawuran itu bukan warga kita, bukan warga CBU (Cipinang Besar Utara) RW 1, RW 2, anak luar yang baik di luar dari kelurahan CBU itu lah. Mereka memancing-mancing warga masyarakat sekitar akhirnya terprovokasi lah mereka,” kata Agung.
Agung menjelaskan pihaknya sempat melakukan mediasi bersama Polres Metro Jakarta Timur dan kecamatan terhadap warga yang terlibat tawuran. Hasilnya tidak ditemukan akar permasalahan yang timbul dari warga.
“Kalau akar permasalahan yang di wilayah itu nggak ada. Orang mereka juga saling mengenal di antara dua wilayah itu. Makanya saat kita pertemukan mediasi ya bingung masalahnya apa. Mereka saling menyalahkan ‘saya diserang duluan’, ‘saya diserang dulu’, dari kedua belah pihak begitu,” jelas Agung.
(jbr/jbr)