Aksi tawuran lagi-lagi pecah di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Dugaan sengaja buat mencari cuan melalui medsos pun muncul dibalik terjadinya aksi tawuran.
Diketahui, tawuran tersebut melibatkan warga RW 01 dan RW 02 pada Kamis (27/6), sekitar pukul 05.30 WIB. Para pelaku tawuran itu menggunakan berbagai benda, seperti batu, petasan, dan senjata tajam.
Tawuran kali ini terjadi dipicu warga saling ejek. Pada awal tahun lalu, telah dibuat deklarasi damai buntut terjadinya tawuran serupa.
Deklarasi damai diteken perwakilan warga RW 01 dan RW 02 di Taman Bassura pada Minggu (28/1). kata Kapolres Metro Jaktim Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan tawuran kembali terjadi.
Dia merinci seperti faktor ekonomi, pendidikan, kehidupan sosial, dan budaya. Selain itu, pengawasan orang tua yang kurang.
“Ada rasa dendam dan kepuasan diri sendiri dan lainnya,” kata Nicolas, Jumat (28/6/2024).
Polres Jakarta Timur sudah melakukan berbagai upaya, baik preventif dan represif. Upaya tersebut dilakukan agar tawuran tak terulang kembali.
“Tawuran ini terjadi diawali dari adanya aksi saling ejek dari masing-masing kelompok. Kemudian, adanya aksi balas dendam dengan aksi sebelumnya,” kata Nicolas.
Lurah Ungkap Biang Kerok Tawuran Berulang Bassura
Lurah Cipinang Besar Utara (CBU), Agung, angkat bicara terkait tawuran yang kerap terjadi di Bassura, Jaktim. Dia menyebut adanya provokasi dari pihak luar menjadi salah satu pemicunya.
“Kebanyakan yang tawuran itu bukan warga kita, bukan warga CBU (Cipinang Besar Utara) RW 1, RW 2, anak luar yang di luar dari Kelurahan CBU itulah. Mereka memancing-mancing warga masyarakat sekitar akhirnya terprovokasilah mereka,” kata Agung saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (29/6/2024).
Agung menjelaskan pihaknya sempat melakukan mediasi bersama Polres Metro Jakarta Timur dan kecamatan terhadap warga yang terlibat tawuran. Hasilnya tidak ditemukan akar permasalahan yang timbul dari warga.
“Kalau akar permasalahan yang di wilayah itu nggak ada. Orang mereka juga saling mengenal di antara dua wilayah itu. Makanya saat kita pertemukan, mediasi, ya bingung masalahnya apa. Mereka saling menyalahkan ‘saya diserang duluan’, ‘saya diserang dulu’, dari kedua belah pihak begitu,” jelas Agung.
Tawuran diduga dijadikan konten medsos. Selengkapnya simak di halaman selanjutnya.