Jakarta –
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mendukung usulan pemberian bantuan biaya kuliah tak terkecuali menggunakan pinjaman online (pinjol). Muhajir mengatakan ada 83 perguruan tinggi yang menggunakan pinjol.
“Sudah jalan ini, kalau tidak salah ada 83 perguruan tinggi yang sekarang sudah menggunakan pinjol ini untuk membantu pembiayaan mahasiswa,” ujar Muhajir di Kemenko PMK, Rabu (3/7/2024).
Muhadjir mengatakan penggunaan pinjol ini harus dibarengi disertai dengan tanggung jawab. Ia juga berharap pihak perguruan tinggi dapat memberikan subsidi.
“Kan bagus kalau perguruan tingginya itu bertanggung jawab ya kan, perguruan tingginya ikut bertanggung jawab, syukur-syukur perguruan tingginya memberi subsidi bunganya ya itu saya kira lebih bagus ya,” ujar Muhadjir.
Muhadjir menilai pinjol berbeda dengan judi online. Judi online menurutnya melanggar aturan, sedangkan pinjol perlu dimanfaatkan dengan baik dalam pengawasan OJK dan PPATK.
“Jadi sebetulnya kalau dari platformnya menurut saya, pinjol ini beda sama sekali dengan judi online, kalau judol itu jelas melawan hukum menurut undang-undang nomor 11 tahun 2008 undang-undang ITE, terutama pasal 27 ayat 2 itu jelas itu adalah melawan hukum dan judi itu sanksi ancamannya 6 tahun penjara atau satu miliar denda kan. Jadi tidak sama,” kata Muhadijir.
“Kalau pinjol itu menurut saya sebagai platform harus kita manfaatkan sebaik-baiknya tentu saja dengan pengawasan yang secepat-cepatnya Dan itu menjadi tanggung jawab OJK menurut saya OJK dan PPATK,” sambungnya.
Muhadjir meminta agar masyarakat tidak memandang negatif tentang pinjol. Ia menilai perlu dilakukan upaya agar peluang yang ada digunakan dengan baik.
“Jadi sekali lagi hilangkan pandangan prioratif tentang pinjaman online bahwa telah terjadi fraud, telah terjadi penyalahgunaan, dan terjadi pemerasan melalui fraud melalui pinjol itu itu tanggung jawab tugasnya pemerintah terutama yang membidangi bidang yang tetap membidangi. Bagaimana supaya platform ini justru bukan menjadi ancaman tetapi peluang,” tuturnya.
(dwia/imk)