TOKYO – Setelah tiga dekade, pada 2024, Jepang akhirnya mengucapkan selamat tinggal pada floppy disk atau yang kita kenal sebagai disket. Digunakan luas pada 1970-1990-an, disket saat sejak awal abad ini telah dianggap sebagai sebuah media penyimpanan yang ketinggalan zaman.
Namun, hingga bulan lalu, masyarakat Jepang masih diminta untuk menyerahkan dokumen kepada pemerintah menggunakan disket tersebut, dengan lebih dari 1.000 peraturan yang mengharuskan penggunaannya.
Namun aturan tersebut kini akhirnya dihapuskan, kata Menteri Digital Taro Kono, sebagaimana dilansir BBC.
Pada 2021, Kono telah “menyatakan perang” terhadap floppy disk. Pekan lalu, hampir tiga tahun kemudian, dia akhirnya mengumumkan: “Kami telah memenangkan perang terhadap floppy disk!”
Kono telah bertekad untuk menghilangkan teknologi lama sejak dia ditunjuk untuk jabatan tersebut. Dia sebelumnya juga mengatakan akan “menyingkirkan mesin faks”.
Jepang yang pernah dipandang sebagai negara besar di bidang teknologi, dalam beberapa tahun terakhir masih tertinggal dalam gelombang transformasi digital global karena penolakan mereka terhadap perubahan.
Misalnya saja, tempat kerja masih lebih memilih mesin faks dibandingkan email – rencana sebelumnya untuk menghapus mesin ini dari kantor-kantor pemerintah dibatalkan karena adanya penolakan.
Pengumuman tersebut dibahas secara luas di media sosial Jepang, dengan salah satu pengguna di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, menyebut disket sebagai “simbol pemerintahan yang anakronistik”.
“Pemerintah masih menggunakan floppy disk? Itu sudah ketinggalan jaman… Saya kira mereka hanya penuh dengan orang-orang tua,” baca komentar lain di X.