Jakarta –
Fenomena matahari di atas Ka’bah akan kembali terjadi di bulan Juli 2024. Fenomena astronomis yang terjadi dua kali dalam setahun ini disebut juga dengan Rashdul Kiblat atau Istiwa A’zam.
Sebelumnya peristiwa yang disebut juga dengan zero shadow atau hari tanpa bayangan ini terjadi di akhir bulan Mei 2024 lalu, dan akan terjadi lagi di bulan Juli 2024. Lantas kapan waktu terjadinya?
Secara umum, fenomena matahari di atas Ka’bah ini terjadi pada waktu yang berbeda-beda di setiap wilayah, tergantung letak geografisnya. Mengutip informasi dari Kemenag RI, fenomena matahari di atas Ka’bah akan terjadi pada tanggal 15-16 Juli 2024.
Seperti dilansir Arab News, peristiwa ini sebelumnya terjadi pada tanggal 28 Mei 2024 waktu Makkah, atau tanggal 27 Mei 2024 waktu Indonesia. Lalu akan terjadi kembali pada tanggal 16 Juli 2024 waktu Makkah, atau tanggal 15 Juli 2024 waktu Indonesia.
Imbauan untuk Kembali Mengecek Arah Kiblat
Seperti diketahui bawah fenomena matahari melintas tepat di atas Ka’bah disebut juga sebagai Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat. Menurut informasi dari Kemenag RI, saat fenomena ini terjadi umat Muslim Indonesia diimbau untuk mengecek arah kiblat.
Saat peristiwa itu terjadi, arah kiblat akan searah dengan matahari yang ditandai dengan bayang-bayang benda tegak lurus yang akan membelakangi arah kiblat. Dalam kondisi ini, bayangan yang dihasilkan setiap benda tegak lurus adalah arah kiblat di lokasi itu.
Penyebab Fenomena Matahari di Atas Ka’bah
Secara astronomis, peredaran matahari jika dilihat dari bumi akan selalu berpindah sebesar 23,5 derajat ke utara pada bulan Maret hingga September, dan 23,5 derajat ke selatan pada bulan sebaliknya. Ketika matahari bergerak ke utara dengan posisi Ka’bah yang berada pada 21° 25′ lintang utara, maka otomatis pada waktu tertentu matahari akan berada tepat di atasnya.
Saat itulah nilai azimut matahari sama dengan nilai azimut lintang geografis sebuah tempat. Peristiwa ini juga disebut dengan hari tanpa bayangan (zero shadow) karena saat matahari tepat di atas, maka membuat benda yang berada tegak dengan matahari sehingga bayangannya menumpuk dengan benda tersebut, seolah tidak memiliki bayangan.
(wia/imk)