Bogor –
Video sejumlah orang tua siswa mendatangi SMP Negeri 3 Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, viral di media sosial. Mereka protes karena anaknya tidak lolos PPDB (penerimaan peserta didik baru).
Dalam video yang dilihat detikcom, Kamis (11/7/202), orang tua tersebut mengaku telah membayar kepada salah satu oknum agar anaknya lolos. Mereka membayar sejumlah jutaan rupiah.
Orang tua kemudian mendatangi sekolah untuk mempertanyakan hal tersebut. Pihak sekolah dengan orang tua tampak sempat berdebat.
Perihal kejadian tersebut, Kapolsek Citeureup Kompol Victor Hamonangan mengatakan, peristiwa itu terjadi pada hari Rabu (10/7) kemarin, pada saat daftar ulang peserta didik. Dia menjelaskan duduk perkaranya.
“Berita viral tersebut pada saat di SMPN 3 Citeureup sedang dilaksanakan daftar ulang peserta didik tiba-tiba jam 09.00 WIB datang perwakilan 59 orang tua peserta didik yang didiskualifikasi oleh sekolah. Ada sekitar 15 orang tua perwakilan dengan alasan zonasinya tidak sesuai dengan Alamat KK ( Kartu Keluarga),” kata Victor.
Sebanyak 59 orang tersebut dinyatakan diterima melalui aplikasi. Namun saat verifikasi data, oleh panitia dinyatakan tidak sesuai koordinat alamat KTP dan KK. Dia mengatakan ada dugaan pungutan liar (pungli) di sana.
“Adanya dugaan pungli untuk bisa lolos diterima dengan memberikan sejumlah uang kepada oknum sekolah. Menurut beberapa orang yang ingin masuk SMPN 3, mereka memberikan uang sebesar Rp 2,5-3 juta,” ucapnya.
Tujuan para orang tua datang ke sekolah yaitu mempertanyakan alasan anaknya tak lolos PPDB. Sore harinya, diadakan pertemuan dengan pihak sekolah dan pihak pemerintah.
“Hasil musyawarah yaitu peserta didik sebnyak 59 orang tetap tidak diterima oleh pihak sekolah,” pungkasnya.
(rdh/azh)