Tangerang Selatan –
Warga di kawasan Puri Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel), mengeluhkan banjir tetap terjadi meski sudah dibangun turap. Pemkot Tangsel mengatakan telah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi banjir di lokasi tersebut.
“Kami sudah melakukan berbagai langkah ya, pertama dilakukan revitalisasi turap eksisting lama masih pasangan batu menjadi beton bertulang sekaligus melebarkan yang sebelumnya 4-5 meter setelah diturap menjadi 6,5-7 meter untuk memperbesar penampang sungai di kali Cibenda,” ujar Kepala Bidang Humas Diskominfo Tangsel, Ahmad Syatiri, ketika dihubungi, Minggu (14/7/2024).
Selain itu, kata dia, Pemkot Tangsel juga sudah melakukan penataan drainase di perumahan tersebut, bahkan di lengkapi 2 pompa. Pada tahun 2023 sendiri, Pemkot Tangsel sudah melakukan peninggian jalan di sekitar lokasi.
“Di tahun 2023, juga kami lakukan peninggian jembatan pada ujung perumahan di jalan Sumatera Jombang,” ucapnya.
Terkait ada keluhan warga soal kebocoran turap, Syatiri mengatakan sudah melakukan pengecekan. Namun karena hujan dengan intensitas deras pada Sabtu pekan lalu, maka banjir tetap terjadi.
“Kami juga melakukan pengecekan bahwa tidak ada turap yang bocor, tetapi intensitas hujan di atas rata-rata,” katanya.
Warga Keluhkan Banjir
Adapun warga di kawasan Puri Bintaro tersebut mengeluhkan banjir tetap terjadi meski sudah dibangun turap oleh Pemkot Tangsel. Air masih menggenangi rumah warga akibat turap yang bocor dan air masuk lewat gorong-gorong atau got.
Ketua RW 22 yang rumahnya ada di lokasi banjir, Aryo, mengatakan banjir cukup parah terjadi pada Sabtu (6/7) pekan kemarin. Pada saat itu, banjir merendam hingga ketinggian 75 cm.
“Ya sebenarnya sama-sama parah ya (setelah ada turap). Di sini banjir sekitar 50-75 cm. Sepahalah itu. Memang yang paling dalam di sana, sama di sini,” kata Aryo di temui di lokasi, Puri Bintaro, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (14/7).
Aryo menceritakan banjir tetap terjadi karena di sejumlah titik ada kebocoran turap. Selain itu, meski ada turap, air tetap masuk melalui gorong-gorong yang ada hingga menyebabkan banjir.
“Iya betul, iya (air lewat gorong-gorong). Kan di sini ada yang 8 titik buangan warga ke kali, masuknya lewat situ,” kata Aryo.
“Dan tanggul itu memang banyak yang bocor. Masuk dari kali ini. Bocor, dari tanggul juga. Banyak, beberapa titik memang masih ini. Masih ada bocor,” tambahnya.
Aryo mengatakan pihaknya telah mengajukan pengaduan ke Pemkot Tangsel agar gorong-gorong yang ada ditutup. Sebab, warga menjadi kesusahan bila banjir melanda.
“Tapi memang masih ada air yang masuk. Karena beberapa pintu air (gorong-gorong) ada di dalam, tapi di kali nggak ada. Jadi minimal ya kita diskusi dengan beberapa RT dan warga, jadi mintanya (gorong-gorong) ditutuplah,” tuturnya.
“Memang, dalam artian kalau sudah hujan lebat minimal sejam, udah kita was-was. Kalau (hujan) deras sekitar 1 jam, itu pasti banjir,” tambahnya
(ial/knv)