Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
KODE QR atau QR Code kini digunakan secara luas di berbagai tempat, baik sebagai moda pembayaran, petunjuk lokasi, atau bahkan untuk memperlihatkan daftar menu di restoran. Kepopuleran kode berbentuk kotak-kotak ini meroket sejak pandemi COVID-19 yang mendorong sistem “tanpa sentuhan” untuk meminimalisir penyebaran virus.
Meski semakin popular dan semakin banyak digunakan, nyatanya tidak banyak orang yang tahu asal usul Kode QR atau kepanjangannya.
Dilansir IFL Science, QR merupakan singkatan dari “Quick Response” atau “Respon Cepat”. Sistem kode ini dikembangkan 30 tahun lalu, pada 1994 oleh Masahiro Hara dan timnya di DENSO, sebuah pabrikan Jepang yang terlibat dalam pengembangan teknologi barcode.
Perusahaan tersebut didekati oleh pabrik mobil yang mengeluh bahwa barcode tidak lagi sesuai dengan kebutuhan karena masing-masing hanya dapat menampung sekira 20 karakter informasi. Ketika inventaris perusahaan mobil semakin bertambah, kotak-kotak mereka memerlukan banyak kode batang, yang sangat tidak efisien bagi tenaga kerjanya.
Hara, yang saat ini menjadi chief engineer di DENSO, mendapat inspirasi ketika sedang melihat papan permainan Go. Dia merasa terkejut dengan dengan banyaknya informasi yang dapat dikodekan dalam bentuk tersebut.
“Kami sudah membuat pembaca barcode selama 10 tahun, jadi kami punya pengetahuannya. Saya melihat ke papan dan berpikir cara batu-batu tersebut disusun di sepanjang kisi-kisi… bisa menjadi cara yang baik untuk menyampaikan banyak informasi pada saat yang bersamaan,” kata Hara kepada Guardian pada 2020.
Kode QR terbukti sukses besar di dunia pabrik mobil Jepang, namun Hara terkejut dengan banyaknya penerapan lain dari penemuannya, termasuk pembayaran keuangan dan pelacakan infeksi selama pandemi COVID-19.