Jakarta –
Transportasi umum modern di Jakarta saat ini sudah mudah ditemui. Meski begitu, masih terdapat moda transportasi umum tradisional yang masih bertahan hingga saat ini, yaitu perahu eretan yang berada di Kali Cagak, Penjaringan, Jakarta Utara.
Pantauan detikcom di Kali Cagak, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu ( 20/7/2024), terlihat beberapa Sepeda motor yang sudah mengantre untuk menyebrang menggunakan perahu eretan.
Dalam kesempatan itu, detikcom pun ikut mencoba perahu eretan untuk menyeberang dari Kapuk Muara menuju ke wilayah PIK. Saat menuju lokasi, warga harus melewati gang sempit terlebih dahulu. Pasalnya, Kali Cagak ini berada persis di bawah Tol Sedyatmo arah Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Jalan sepanjang gang menuju Kali Cagak memang tidak terlalu bagus, banyak jalan yang rusak dan bergelombang. Selain itu, para pengendara sepeda motor juga harus berhati-hati dan sesekali menundukan kepala ketika melintasi kolong Tol Sedyatmo.
Untuk menaiki sepeda motornya ke perahu eretan, terdapat jembatan kayu yang menghubungkan beton jalan dengan Kali Cagak. Jembatan kayu ini digunakan untuk mempermudah para pengendara menaiki perahu eretan.
Dalam waktu sekitar 2-3 menit sekali, perahu eretan berukuran 2×10 meter ini menjemput para pengendara di Kapuk Muara untuk menyebrang ke PIK, begitu pula sebaliknya.
Desain perahu yang dibuat lebih lebar dari perahu pada umumnya, memudahkan pengendara sepeda motor untuk naik. Bukan hanya sepeda motor, warga pejalan kaki juga memilih naik eretan untuk mempersingkat waktu.
Orang yang mengerahkan perahu eretan hanya mengandalkan tambang sepanjang 20-30 meter yang terbentang di Kali Cagak untuk menyeberangi pengendara sepeda motor. Setiap tarikan yang dilakukan tukang ojek eretan tentu saja menguras tenaga.
Dalam sekali perjalanan, perahu eretan bisa membawa sekitar 10 hingga 13 sepeda motor beserta pemiliknya. Saat eretan berjalan, arus air dan angin di Kali Cagak cukup membuat perahu bergoyang.
Orang yang membawa perahu eretan harus benar-benar menjaga keseimbangan agar bisa menyeberangkan para penumpang dengan selamat. Setibanya di tujuan, orang yang menarik perahu eretan akan menagih ongkos sebesar Rp 2.ribu hingga Rp 3 ribu.
“Eretan ya sangat membantu. Soalnya kita bisa hemat waktu dan hindarin macet juga,” kata salah satu warga, Roman (36), saat ditemui detikcom di lokasi.
“Kalau saya lewat jalur PIK itu lebih lama lagi, kalau lewat Teluk Gong juga kadang terjebak macet, makanya milih lewat sini karena lebih efektif bisa mangkas waktu sepuluh menitan,”imbuhnya.
(bel/zap)