Jakarta –
Sungguh tragis nasib bos aksesoris di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Bekasi, Asep Saepudin (43) tewas dibunuh istri, anak dan pacar anaknya. Sebelum dibunuh, Asep ternyata sempat ngemal bareng keluarganya.
Polisi sudah menetapkan tiga orang tersangka. Ketiga tersangka yakni istri korban, Juhairah (45) serta anak korban, Silvia Nur Alfiani (22) dan pacar Slivia, yaitu Hagistiko Pramada (22).
Adik korban, yakni Yudi (33), mengungkapkan Asep sempat membawa keluarganya untuk makan dan berbelanja atau shopping di mal sebelum dibunuh. Dia mengatakan Asep juga sempat bermain bulutangkis pada malam hari.
“Sempat makan di Solaria, shopping sama keluarga di Mal Metropolitan,” kata Yudi ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (23/7/2024).
“Terus habis itu bulutangkis, tidur, pulang, mainnya di lapangan di sini lapangan RT,” jelasnya.
Yudi menjelaskan dia mengetahui Asep telah meninggal dunia setelah mendapatkan telepon dari kakak iparnya. Sesampai di rumah Asep, Yudi melihat kondisi kakaknya sudah terbujur kaku dan memperlihatkan luka di bagian wajahnya.
“Jadi istrinya almarhum kasih kabar ke kakaknya dia, nah kita dapat kabar dari keluarganya sono. Sudah kaku, saya lihat badannya membengkak sama ada memar di mata bibirnya sobek,” jelasnya.
Tak Yakin Ada Masalah Ekonomi
Yudi mengatakan keluarga Asep tidak memiliki masalah ekonomi. Menurutnya, tuduhan dari istri Asep, yakni Juhairah, yang hanya mendapatkan uang Rp 100 ribu per pekan untuk kebutuhan rumah tangga, adalah tidak benar.
“Kalau cerita seminggu Rp 100 ribu nggak mungkin. Setahu saya ekonomi almarhum itu baik-baik aja. Yang jelas semuanya sangat tercukupi. Saya tahulah ekonominya untuk almarhum cukup,” katanya.
Istri-Anak Karang Cerita Kematian Asep
Yudi, mengatakan istri dan anak perempuan korban sempat membuat cerita Asep meninggal dunia karena terjatuh dan terkena lemari. Yudi mengatakan penjelasan itu disampaikan secara berulang oleh anak perempuan korban bernama Silvia Nur Alfiani (22).
Tak hanya jatuh terkena lemari, Yudi menjelaskan Silvia kerap mengatakan pertengkaran yang terjadi sebelum Asep meninggal dunia disebabkan Asep telah berselingkuh dengan perempuan lain.
“Anaknya bilang bapak ketahuan selingkuh, transfer uang ke cewek lain, terus bilang beli HP (handphone/ponsel) tapi HP-nya nggak ada di rumah, terus ada pertengkaran, almarhum jatuh kena lemari dan meninggal,” kata Yudi ditemui di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (23/7/2024).
“Cuma begitu aja ceritanya begitu terus diulang-ulang,” jelasnya.
Yudi mengatakan ketiga pelaku tersebut juga sempat merencanakan pembunuhan kepada Asep. Salah satunya dengan meracuni minuman, tetapi saat itu Yudi tak menaruh curiga kepada istri dan anak perempuan dari Asep.
“Almarhum sempat cerita ke saya minum Floridina, mual muntah, saya kira itu karena expired aja, tapi dari penyidik sudah ada dua kali diracun. Pertama pakai susu soda dan Floridina hari Senin, nggak kepikiran diracun, karena semua baik-baik aja,” ujarnya.
Berdasarkan penelusuran mutasi rekening bank milik Asep, Yudi menemukan adanya transfer uang dari aplikasi pinjol ke rekening Asep. Uang dalam jumlah besar hingga Rp 54.000.000 dan Rp 10.000.000 itu kemudian beralih ke rekening milik Silvia Nur Alfiani.
(dek/dek)