Bekasi –
Kehidupan keluarga bos aksesori, Asep Saepudin, terbilang rukun dan berkecukupan. Tetangga Asep di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, kaget saat mengetahui Asep dibunuh oleh istri dan anak perempuannya sendiri.
Menurut Novi (31), tidak ada hal yang aneh dari kehidupan keluarga Asep. Bahkan Novi melihat Asep dan keluarganya kerap berlibur bersama.
“(Asep) ke anak-anaknya mah sayang, nggak ada yang aneh-aneh. Kalau misal jalan-jalan ke mana, diajak semua. Kadang kalau kontes burung aja, diajak semua keluarganya,” kata Novi di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi, Selasa (23/7/2024).
Dia mengaku tidak percaya keluarga Asep diterpa masalah ekonomi. “Saya mah nggak percaya, nggak percaya, juga nggak percaya dikasih nafkah kurang mah nggak percaya. Anaknya ada dua di sini, yang kuliah satu, jadi yang namanya kurang, kayak nggak mungkin saja begitu,” ujarnya.
“Ya saya lihat biasa aja (istri Asep). Saya juga nggak ngobrol-ngobrol, maksudnya nggak terbuka banget gitu. Kalau keluarganya, nggak ada masalah apa-apa,” tutur Novi.
Dia mengaku kaget ketika mengetahui justru Juhairah (istri Asep) dan Silvia Nur Alfiani (anak perempuan Asep) dibantu pacarnya Hagistko Pramada yang tega membunuh Asep.
“Sakitlah, kok tega gitu, kok sampai kayak gini, ini bangetlah kaget, nggak nyangka. Salah apa almarhum sama istrinya sampai tega banget,” ujarnya.
Tetangga lainnya, Rika (29), mengaku tidak pernah mendengar keributan dari rumah Asep. Menurutnya, keluarga Asep hidup serba-berkecukupan. Rika mengatakan Asep dan istrinya terlihat rukun dan sering liburan bersama.
“Iya, kalau liburan bareng-bareng sekeluarga kalau liburan sekolah. Kalau liburan, jauh-jauh. Kalau liburan, nggak pernah istrinya nggak diajak, nggak pernah. Kalau liburan, bareng-bareng,” kata Rika.
Walau begitu, Rika mengatakan istri Asep memang jarang bergaul dengan warga lainnya. Itu berbeda dengan Asep, yang kerap membaur bersama warga, bahkan aktif di aktivitas olahraga, seperti sepakbola dan bulutangkis.
“Dia mah jarang bertetangga, jarang keluar. Walaupun kita deket juga jarang ketemu, biasanya ibu-ibu kan ketemu ngobrol, dia mah nggak. Pokoknya jarang kumpul sama ibu-ibu sini,” ucapnya.
Rika mengatakan kehidupan keluarga Asep yang berkecukupan terlihat dari kebiasaan Juhairah saat belanja sembako. Menurutnya, Juhairah sering belanja dalam jumlah besar hanya untuk kebutuhan rumah tangganya.
“Iya, kalau belanja di warung banyak, kadang sampai dua kantong. Ya kan dia punya anak kecil, jadi buat stok, buat keluarganya dia saja,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Polres Metro Bekasi menetapkan istri, anak perempuan, dan pacar anak perempuan bos aksesori Asep Saepudin sebagai tersangka. Mereka tega membunuh Asep di kediamannya di Kampung Serang, Desa Taman Rahayu, Setu, Kabupaten Bekasi.
Polisi mengatakan para pelaku membunuh korban dengan motif yang berbeda. Juhairah membunuh karena alasan ekonomi, sedangkan Silvia dan Hagistko membunuh karena tak direstui hubungannya. Tak hanya membunuh, rekening bank Asep juga dikuras. Dana sebesar Rp 54 juta dan Rp 10 juta mengalir ke rekening Silvia. Para pelaku telah dijerat polisi dengan pasal berlapis. Mereka terancam pidana maksimal, yakni hukuman mati.
(isa/isa)