Jakarta –
Ketua KPK Nawawi Pomolango berpesan para calon pimpinan (capim) KPK harus memiliki nyali untuk merespons intervensi yang hadir saat menjadi pimpinan lembaga antirasuah nanti. Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mengatakan capim KPK juga harus mempunyai nyali di internalnya nanti untuk memastikan KPK berjalan benar.
“Nyali itu juga ke dalam, bukan ke luar saja, ke luar tidak usah cerita lah, terutama ke dalam ini memastikan bahwa KPK berjalan benar dan tidak melanggar kode etik apalagi melanggar hukum seperti dugaan pemerasan atau pungutan liar atau gratifikasi itu kan,” kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman kepada wartawan, Kamis (25/7/2024).
Boyamin mengatakan pimpinan KPK ke depan juga harus mempunyai nyali untuk memastikan tidak ada pelanggaran etik di internal. Boyamin lalu menyinggung kasus yang menimpa internal KPK baru-baru ini mulai dari dugaan pemerasan dan pungutan liar (pungli).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Itu kan eranya Pak Nawawi. Jadi harusnya Pak Nawawi harus jelaskan uji nyali itu bukan hanya ke luar, bernyali kepada luar kepada para koruptor,” kata Boyamin.
“Tapi juga bernyali terhadap ke dalam yaitu pimpinan KPK harus memastikan semua pimpinan KPK berjalan benar gitu lho,” imbuhnya.
Pesan Ketua KPK ke Para Capim
Sebanyak 236 pendaftar capim KPK telah dinyatakan lolos seleksi administrasi. Ketua KPK, Nawawi Pomolango, mengatakan dari ratusan nama yang lolos, ada sejumlah orang yang memang memiliki rekam jejak mumpuni di isu pemberantasan korupsi.
“Dari nama-nama yang lolos seleksi administrasi ada sosok-sosok yang memang dikenal baik rekam jejaknya,” kata Nawawi saat dihubungi detikcom, Kamis (25/7).
Menurut Nawawi, rekam jejak yang baik tidak bisa menjadi satu-satunya modal untuk maju sebagai pimpinan KPK. Nawawi mengatakan para calon pimpinan KPK harus memiliki nyali untuk merespons intervensi yang hadir saat menjadi pimpinan lembaga antirasuah tersebut.
“Tapi menjadi pimpinan di lembaga ini tak cukup sekadar berintegritas dan kompeten, tapi lebih dari itu memiliki nyali berani menyikapi intervensi dari berebagai kepentingan yang ujungnya berimbas pada independensi lembaga,” tutur Nawawi.
(whn/eva)