Jakarta –
Eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan menanggapi temuan anggota DPRD DKI Jakarta yang menyebut Kartu Jakarta Pintar (KJP) disalahgunakan orang tua untuk membeli keperluan, seperti kredit motor hingga pembelian televisi. Anies menyinggung soal pengawasan yang mesti dilakukan sejak awal.
“Lagi-lagi, buat sistem yang baik, kemudian mekanisme pengawasan yang baik dan dalam mekanisme pengawasan itu ada sistem early warning. Ketika ada penyimpangan, early warning-nya itu berfungsi, sehingga tidak berkepanjangan,” ujar Anies kepada wartawan di Graha Alawiyah, Jalan Jatiwaringin, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (30/7/2024).
Anies menyadari tak ada program dari pemerintah yang bisa sempurna 100 persen. Kendati demikian, pemerintah bisa menentukan indikasi penyalahgunaan sehingga dapat dicarikan solusinya.
“Karena kita tahu, di dalam pelaksanaan apa pun program di seluruh dunia, tidak mungkin bisa mengharapkan nol masalah atau 100 persen lancar semua. Pasti akan ada deviasi. Nah, deviasi itulah yang perlu ada mekanisme untuk bisa mendeteksi segera supaya tidak berkepanjangan,” katanya.
Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta Johnny Simanjuntak menerima laporan soal KJP yang banyak disalahgunakan orang tua siswa. Ia mengatakan KJP banyak digunakan untuk membayar keperluan orang tua, seperti kredit motor.
“Jadi banyak KJP yang dipakai orang tua bukan untuk anak di bidang pendidikan, tapi untuk kredit motor, kredit TV, kredit baju, dan itu uangnya berbunga,” kata Johnny saat dihubungi, Senin (29/7/2024).
“Aku berani mengatakan itu karena aku lagi bicara dengan ibu-ibu semua ini. ‘Banyak, Pak Johnny, mayoritas ini. Walaupun nggak semua’,” sambungnya.
(dwr/isa)