Jakarta –
Pemerintah mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon meninggalkan negara di utara wilayah pendudukan Israel tersebut mumpung masih bisa. Soalnya, situasi di Lebanon semakin mengkhawatirkan. Ada ratusan WNI yang tinggal di negara tepi Laut Mediterania itu.
“Berdasarkan data lapor diri KBRI Beirut, terdapat 203 WNI yang menetap di Lebanon serta sekitar 1.232 personel TNI yang bertugas di UNIFIL,” kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2024).
Kemlu dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut terus memonitor situasi keamanan di Lebanon, termasuk memonitor kemungkinan eskalasi konflik bersenjata. Sebagaimana diketahui, Israel dan Hizbullah sedang berkonflik. Hizbullah merupakan kelompok dengan sayap paramiliter di Lebanon.
“Merespon perkembangan terakhir, KBRI Beirut telah memperbaharui imbauan kepada para WNI di Lebanon. Para WNI diminta meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan keluar wilayah Lebanon mengingat penerbangan komersial masih beroperasi,” kata Judha.
Dari 203 WNI di Lebanon, ada 14 WNI yang berada di Lebanon Selatan, kawasan yang berbatasan langsung dengan wilayah pendudukan Israel. Mereka disarankan untuk berlindung di tempat aman (safe house) yang disediakan KBRI Beirut. Mereka dipersilakan menghubungi hotline KBRI Beirut (+961 7081 7310) apabila berada dalam situasi darurat. Namun demikian, belum ada WNI yang masuk safe house atau pergi meninggalkan Lebanon.
“Belum ada. Para WNI di Lebanon Selatan belum mau pindah karena merasa masih aman,” kata Judha.
Pemerintah RI terus menjalin komunikasi dengan para WNI di Lebanon. Mereka semua dalam keadaan baik, tenang, dan selamat.
Perkembangan terbaru soal situasi di Lebanon seharian terakhir dikabarkan Al Arabiya. Israel menyerang Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (30/7) lalu. Komandan utama kelompok Hizbullah Fuad Shukr tewas dalam serangan itu. Kamis (31/7) waktu setempat menjadi waktu pemakaman Fuad Shukr. Pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah akan berpidato, demikian diberitakan AFP.
Militer Israel mengatakan bahwa serangan tersebut telah “melenyapkan” Shukr, yang dituduh Israel mendalangi serangan roket akhir pekan di Dataran Tinggi Golan, yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, serangan Israel pada hari Selasa di pinggiran Beirut, yang merupakan daerah permukiman padat penduduk dan benteng Hizbullah tersebut, juga menewaskan lima warga sipil, yang terdiri dari tiga perempuan dan dua anak-anak. Puluhan orang lainnya luka-luka.
(dnu/imk)