Jakarta –
Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina menggelar aksi solidaritas untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat (AS) Jakarta Pusat. Massa berencana menggelar aksi lanjutan dengan jumlah peserta yang lebih besar pada 18 Agustus mendatang.
“Aksi lanjutan tanggal 18 Agustus insyaallah hari konstitusi Indonesia 18 Agustus kira rencanakan aksi karena Indonesia sesungguhnya berhutang budi kepada Palestina. Karena Palestina yang pertama mengakui bahkan sebelumnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” kata ketua pelaksana aksi bela Palestina, Muhammad Zaitun Rasmin di depan Kedubes AS, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2024).
Rasmin mengatakan aksi lanjutan itu akan digelar dengan tagline bersatu untuk Palestina dan kemanusiaan. Dia berharap partai politik hingga capres pada Pilpres 2024 dapat mengikuti aksi tersebut.
“Maka kita rencanakan tanggal 18 dan insyaallah lebih besar dan diharapkan melibatkan seluruh komponen bangsa termasuk partai partai politik, kita berharap semua capres di Pilpres 2024 juga bisa hadir. Sehingga kita ingin ini dengan tagline bersatu untuk Palestina dan kemanusiaan. Itu insyallah dan memang kita tidak boleh berhenti karena pembantaian masih terus berlangsung,” ujarnya.
Dia belum menentukan lokasi pasti aksi lanjutan tersebut apakah digelar di depan Kedubes AS atau di Monas. Dia berharap Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat mengikuti aksi lanjutan tersebut.
“Biasanya sekitar sini tapi ketika massa lebih banyak kita rencana di dalam Monas. Mudah-mudahan pemerintah bisa memfasilitasi karena kita juga mengharapkan kehadiran pemerintah termasuk Pak Prabowo ya sebagai Menhan dan calon presiden kita akan dilantik pda 20 Oktober insyallah,” ujarnya.
Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina menggelar aksi solidaritas untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat (AS) Jakarta Pusat. Massa berharap pemerintah lebih keras bersuara membela Palestina.
“Pemerintah Indonesia diharapkan, satu, lebih keras bersuara seperti misalnya perdana menteri Malaysia, jauh lebih keras bersuara bahkan perdana menteri Malaysia hari ini turun ikut aksi bersama rakyatnya,” kata ketua pelaksana aksi bela Palestina, Muhammad Zaitun Rasmin di depan Kedubes AS, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2024).
Lebih lanjut, Rasmin meminta pemerintah tak takut. Menurutnya, pemerintah Indonesia dapat berjuang membela Palestina bersama negara lain seperti Pakistan, Turki hingga Malaysia.
“Bahwa kami meminta pemerintah indonesia tidak boleh takut karena bisa bersama negara lain, mengajak Turki, mengajak Pakistan mengajak Malaysia dan negara negara lain,” ujarnya.
Dia juga berharap pemerintah melaksanakan konsensus fatwa MUI. Dia berharap Presiden terpilih, Prabowo Subianto akan lebih serius membela Palestina.
“Juga harapan kami adalah pemerintah Indonesia konsisten melaksanakan konsensus komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini di Babel, yang meminta pemerintah Indonesia memprakarsasi bantuan militer. Ini tidak bisa hanya sekadar segenap ucapan, tapi bantuan militer. Dan kemarin sebelumnya di Singapura, Menteri Pertahanan Pak Prabowo Subianto yang merupakan presiden terpilih juga menyatakan, kita harap ini lebih serius dilakukan oleh pemerintah Indonesia,” ujarnya.
“Jangan biarkan manusia-manusia tidak berdosa terbantai sedemikian gampangnya dan kalau ini tidak dihentikan maka ini bisa memicu perang dunia ketiga. Dan itu akan membawa korban dan kebinasaan, kematian yang lebih banyak pada manusia. Itu harapan kami,” imbuhnya.
Untuk diketahui, massa aksi bela Palestina di depan Kedubes AS juga mengibarkan bendera Palestina dan bendera Merah Putih berukuran sekitar 50 meter. Kedua bendera itu dikibarkan secara estafet mengelilingi massa.
Salah satu peserta massa juga terlihat mengibarkan bendera Palestina dengan gambar juru bicara militer Brigade Al Qassam, Abu Ubaidah, lengkap dengan tulisan ‘Free Palestine’. Pada bendera itu, Abu Ubaidah terlihat mengacungkan jari telunjuk ke atas yang identik dengan gestur tauhid dalam Islam.
Acara aksi bela Palestina itu diisi dengan salat gaib atas meninggalnya pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh. Kemudian, dilakukan dzikir, selawatan, bernyanyi bersama, pembacaan puisi hingga orasi membela Palestina.
(mib/azh)