Jakarta –
Plt Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Fahri Bachmid, menanggapi permohonan maaf yang disampaikan Presiden Joko Widodo menjelang purna baktinya. Fahri menilai permohonan maaf Jokowi sebagai bentuk kebesaran jiwa seorang Presiden.
“Saya kira kalau hari ini Pak Jokowi hadir dengan itu, itu hal yang manusiawi, hal yang saya kira perlu kita apresiasi sebagai kebesaran jiwa dari Pak Jokowi untuk menyampaikan itu,” ujar Fahri kepada wartawan usai acara Milad ke-26 PBB di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2024).
“Jadi saya kira itu hal yang positif saja ko dalam rangka negara demokrasi kita ya. Saya kira itu satu keadaban yang tinggi yaitu sesuatu praktek yang beradab, saya kira bagus,” lanjutnya.
Dia menyebut permohonan maaf ini juga sebagai hal yang manusiawi. Dia menilai tidak ada pemimpin yang luput dari sebuah kesalahan.
“Ya itu hal yang manusiawi, beliau sebagai manusia biasa, sebagai hand of state, sebagai kepala negara memimpin 10 tahun bangsa ini tidak luput dari kekurangan-kekurangannya,” sebut Fahri.
“Jadi kalau hari ini Pak Jokowi sebagai pribadi, sebagai personal maupun presiden mengakui bahwa ada hal-hal, mungkin ada janji-janji politik yang mungkin belum direalisasi, janji-janji dan komitmen untuk membangun kesejahteraan belum terealisasi, mungkin saya kira hal yang biasa saja,” pungkasnya.
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan permohonan maafnya saat menghadiri acara Zikir dan Doa Kebangsaan menjelang HUT ke-79 RI di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2024). Jokowi memohon maaf atas segala kesalahan dan khilaf.
“Di hari pertama bulan kemerdekaan, bulan Agustus. Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Kiai Haji Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia,” kata Jokowi.
Jokowi menyebut dirinya tidak sempurna. Jokowi juga menyadari kalau dirinya tidak bisa memenuhi harapan semua pihak.
“Kami sangat menyadari bahwa sebagai manusia, kami tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak. Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT,” ujarnya.
(aik/aik)