Johanes Ande Kalla atau Joni, casis Bintara TNI yang gugur lantaran tinggi badan tak memenuhi syarat, bakal menjalani terapi untuk menambah tinggi badan. Joni, yang saat kecil viral lantaran memanjat tiang dan membetulkan tali bendera yang terlilit, mengaku tak punya mimpi selain menjadi TNI AD.
Pemuda asal Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) akhirnya dipanggil Komandan Kodim 1605/Belu Letkol Arh Suhardi. Sosok penyelamat momen pengibaran bendera pada 17 Agustus 2018 ini diberi kesempatan untuk melanjutkan proses seleksi meski tinggi badannya kurang dari batas minimal.
“Joni diberikan kesempatan untuk melanjutkan serangkaian tes yang berlangsung di Kota Kupang, wilayah Korem 161/WS,” kata Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana dalam keterangannya, dilansir detikBali, Selasa (6/8/2024).
Agung mengatakan TNI mensyaratkan tinggi badan minimal 163 sentimeter (cm). Namun daerah tertinggal seperti di NTT punya ketentuan khusus tinggi badan minimal 160 cm.
“Yang bersangkutan tingginya hanya 155,8 cm. Namun ini masih tahap administrasi,” kata Agung.
Piagam Penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud berkat aksi heroik Joni dijadikan dasar pertimbangan TNI AD untuk mengizinkan Joni melanjutkan proses seleksi meski tinggi badan kurang.
“Nanti kita gali apakah ada potensi-potensi yang lebih di bidang lainnya,” ujar Agung, seperti dikutip Antara.
Selain diundang ke Makodim Belu, Joni juga diundang ke Makorem 161/Wirasakti Kupang. Joni ke Makorem Wira Sakti mengenakan baju kemeja putih dan celana berbahan kain berwarna hitam, membawa tas serta di tangannya terdapat dua buah pensil serta satu alat peruncing dan penghapus.
“Saya diundang oleh Bapak Danrem untuk bertemu dengan beliau,” kata Joni di Makorem 161/Wirasakti Kupang seperti dilansir Antara, Rabu (7/8).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.