Jakarta –
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) mencatat terdapat sebanyak 10.113 kampung iklim di Indonesia. KLHK memastikan bakal terus berupaya agar jumlah itu terus meningkat dan berkelanjutan.
“Dari target 20 ribu lokasi kegiatan Proklim (Program Kampung Iklim), saat ini tercatat 10.113 di tahun 2024, di mana pada tahun 2015 sebanyak 4.000 kelompok,” ujar Menteri LHK Siti Nurbaya pada arahannya di hari kedua Festival LIKE 2 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).
Untuk mencapai target tersebut, Siti meminta konsolidasi dari semua jajaran untuk melihat potensi menambahkan komunitas dan lokasi dari program-program terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di bawah tiap direktorat jenderal.
Dia memberikan contoh potensi penambahan komunitas dan lokasi, seperti Sekolah Adiwiyata, Perhutanan Sosial, Kemitraan Konservasi, Masyarakat Peduli Gambut, dan Masyarakat Peduli Api.
“Sekarang masih berproses dan konsolidasi seperti Adiwiyata 28.700, Hutan Sosial 10.852, kemitraan konservasi 632, masyarakat peduli gambut 1.300, masyarakat peduli api 704. Total 42 ribu kelompok komunitas kita lanjutkan konsolidasi atas komunitas kelompok usaha,” ungkapnya.
Siti juga menyampaikan terima kasih kepada para pejuang lingkungan untuk aksi nyata membangun Indonesia berketahanan iklim dan rendah emisi GRK.
Pada kesempatan itu, Siti Nurbaya juga memberikan penghargaan kepada pelaksana Program Kampung Iklim (Proklim). Di antaranya Trophy Proklim Lestari diberikan kepada 34 kampung iklim dan Trophy Proklim Utama kepada 55 kampung iklim. Selain trofi, diberikan penghargaan berupa Sertifikat Proklim Utama kepada 416 kampung iklim yang tersebar di Indonesia.
Apresiasi juga diberikan kepada pemerintah daerah yang telah menetapkan kebijakan/peraturan Proklim di tingkat daerah dan melakukan pembinaan Proklim di wilayahnya.
Apresiasi Pembina Proklim diberikan kepada 10 pemerintah provinsi dan 53 di tingkat kabupaten/kota. Selain itu, KLHK memberikan apresiasi pendukung Proklim kepada 40 instansi dan lembaga.
(ond/lir)