Jakarta –
Beredar isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan jadi Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Partai Golkar. Relawan Pro Jokowi (Projo) mengaku belum mendengar kabar tersebut.
“Jadi kalau ditanya Projo mendengar atau tidak, Projo tidak mendengar itu. Yang pasti apa yang terjadi di Golkar itu dinamika internal. Apapun yang terjadi, itu wilayahnya Golkar. Kita ingin mengucapkan selamat bermunas, semoga Golkar segera mempunyai pemimpin yang baru agar bisa bersiap menghadapi momentum politik ke depan, ada pilkada serentak, ada pelantikan presiden dan sebagainya,” kata Bendum DPP Projo Panel Barus saat dihubungi, Selasa (20/8/2024).
Panel juga memandang bahwa Jokowi sudah bukan merupakan kader PDIP. Namun, dia melihat bahwa kecil kemungkinan Jokowi menjadi Dewan Pembina Golkar.
“Nggak, menurut saya Pak Jokowi sudah tidak bersama PDIP. Dan mengenai Pak Jokowi jadi Dewan Pembina Golkar, menurut pandangan saya pribadi, kecil kemungkinannya,” katanya.
“Ya karena sampai hari ini Pak Jokowi, satu, nggak ada urusannya dengan apa yang terjadi di dinamika Golkar. Kedua, ya sebenarnya kan mengenai Pak Jokowi berpartai ke depan idenya muncul dari awalnya imajinasi kami yang kami sampaikan ke publik,” sambungnya.
Lebih lanjut, dia memandang Munas Golkar nanti juga akan fokus membahas pengganti Airlangga Hartarto. Panel menyebut isu itu tidak muncul dari ide para kader Golkar.
“Jadi mengenai Pak Jokowi akan menjadi apa di Golkar menurut saya kecil kemungkinannya. Nah secara munas itu kan dibahas ketua umum, dan mengerucut ke nama kanda Bahlil. Untuk dewan pembina, tidak ada pembicaraan apapun di bawah, di akar rumputnya Golkar. Tidak ada yang mengusulkan juga. Jadi kecil kemungkinan,” katanya.
“Jadi salut buat Golkar yang sanggup menghadapi semua dinamika yang terjadi sehingga bisa cepat konsolidasi,” tutupnya.
Kata Golkar soal Isu Jokowi Jadi Ketua Wanbin
Waketum Golkar sekaligus Ketua Steering Committee Munas Golkar Adies Kadir awalnya menjelaskan bahwa AD/ART sangat memungkinkan berubah dalam kegiatan Munas yang digelar 5 tahun sekali.
“Sangat memungkinkan, perubahan AD/ART itu adanya di dalam Munas. Jadi setiap 5 tahun itu perubahan itu ada di dalam AD/ART. Jadi sangat memungkinkan untuk terjadi perubahan AD/ART tersebut,” kata Adies di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).
Perubahan juga sekaligus terkait keanggotaan Dewan Pembina Golkar. Menurut Adies, AD/ART terkait dewan pembina itu tidak diatur secara eksplisit. Adies menjelaskan kebiasaan terdahulu, dewan pembina Golkar selalu diisi oleh para senior di partai.
“Kalau dewan pembina ini biasanya adalah kader-kader Partai Golkar yang sudah senior biasanya begitu memang tidak ada eksplisit dalam AD/ART itu apakah boleh orang luar atau tidak, itu tidak ada. Tetapi kebiasaan di Partai Golkar dari zaman dahulu sampai sekarang yang namanya dewan pembina, yang dewan pertimbangan, yang namanya dewan penasehat, dewan pakar, itu ada pada senior-senior Partai Golkar sendiri,” katanya.
Adies lalu menanggapi munculnya isu Jokowi disebut-sebut akan menjadi Ketua Wanbin Golkar. Menurutnya, hal itu boleh-boleh saja, namun sampai saat ini di internal Golkar tidak ada yang mengusulkan nama Jokowi jadi Ketua Wanbin.
“Kalau tidak ada dalam AD/ART sebenarnya sih boleh-boleh aja tapi sampai saat ini di arena rapimnas dan memasuki munas nama-nama tersebut sama beliau belum beredar, belum ada sampai detik ini, belum ada kedengaran. Belum ada satu pun pembahasan dan yang mengusulkan belum ada sampai detik ini,” ujarnya.
(azh/jbr)