Jakarta –
Cuitan lama bakal cagub Jakarta, Ridwan Kamil (RK), ramai diungkit oleh warganet atau netizen di medial sosial X. Ridwan Kamil mengatakan dirinya sudah berproses, menjadi pejabat publik, dan pribadi yang berbeda.
“Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah-bahkan julid,” kata Ridwan Kamil di akun X, Minggu (25/8/2024).
“Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar,” imbuhnya.
Menurut RK, setiap orang akan melewati tahapan menjadi pihak yang protes, seorang anak muda yang rebel penuh kritik dan sinisme. Namun, baginya semua orang berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.
“Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orang tuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orang tua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, ‘Oh gitu ya saya dulu’, dan ‘Ternyata begini rasanya di posisi ini’,” ujarnya.
Ridwan Kamil mengkui cuitan lamanya di media sosial kurang sopan dan tidak bijak. Ridwan Kamil meminta maaf kepada pihak-pihak yang tersinggung dengan cuitan lamanya.
“Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi-bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar,” ucapnya.
Mantan Gubernur Jabar itu mengaku tidak membela diri atau berusaha membenarkan atas cuitan lamanya. Ridwan Kamil menilai cuitan lama sebagai pribadi yang dulu kurang bijak.
“Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya. Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” imbuhnya.
(rfs/lir)