Jakarta –
Politisi Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menafsir kalimat Presiden Jokowi yang membahas soal pihak yang datang ramai-ramai dan ketika pergi juga ditinggal ramai-ramai. Doli mengatakan apa yang disampaikan Jokowi adalah pesan agar semuanya tetap kompak.
“Kalau saya menanggapinya itu pesan moral untuk kita semua, agar kita tetap harus solid, bisa membangun sinergi, karena kemarin kita dalam kontestasi pemilu itu beda pilihan tapi sudah selsai sudah terpilih presiden dan wakil presiden yang baru,” kata Doli di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Doli mengatakan kerjasama untuk membangun Indonesia harus terus dilakukan. Hal itu agar tidak ada yang merasa ditinggalkan.
“Jadi tidak ada yang ditinggalkan, tidak ada yang kemudian merasa disakiti. Saya kira saya menangkap pesannya itu. Untuk bisa menjaga terus kebersamaan sebagai sebuah bangsa yang besar,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Kongres III Partai NasDem. Dalam sambutannya, Jokowi sempat menyinggung soal pihak yang datang ramai-ramai dan ketika pergi juga ditinggal ramai-ramai.
“Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi ditinggal ramai-ramai, tapi saya yakin itu tidak dengan Bapak Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya dan tidak juga dengan NasDem,” kata Jokowi di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (25/8).
Jokowi mengaku senang dengan Surya Paloh dan NasDem yang mendukung keberlanjutan. Dia mengatakan Paloh telah berkomitmen mendukung pemerintah selanjutnya Prabowo Subianto.
“Saya senang mendengar tadi yang disampaikan oleh Bapak Surya Paloh dan Partai NasDem yang menyatakan akan mendukung penuh pemerintahan ke depan di bawah kepemimpinan Bapak Prabowo Subianto,” tutur dia.
Jokowi menambahkan bahwa dia juga menghargai jiwa besar Surya Paloh. Dia menyebut Paloh tidak mencalonkan Prabowo, tapi kemudian memberikan dukungan penuh untuk pemerintahan mendatang.
“Saya sangat menghargai jiwa besar Bapak Surya Paloh, jiwa besar Partai NasDem yang walaupun tidak ikut mencalonkan tetapi mendukung penuh, mengawal penuh keberlanjutan kebijakan pembangunan dan keberlanjutan pemerintahan,” sebut dia.
(ial/dnu)