Jakarta –
Seorang mahasiswi bernama Tasha (23) menjadi korban getok tarif parkir. Dia mengaku diminta oleh juru parkir (jukir) senilai Rp150 ribu.
Dilansir detikJabar, Tasha menceritakan peristiwa itu terjadi saat dirinya menghadiri acara wisuda di salah satu kampus swasta di kawasan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (31/8) kemarin. Tisha saat itu datang menggunakan kendaraan roda empat bersama keluarganya.
Karena lokasi yang penuh, Tasha kesulitan mencari tempat parkir hingga akhirnya mendapat tempat yang cukup jauh dari lokasi kampus. Lokasi itu dijaga oleh seorang juru parkir yang memakai rompi biru dengan garis dan tulisan oranye.
“Jadi di parkiran Unisba kan susah carinya dan aku dapat agak jauh karena gak ada lagi cuma. Terus tukang parkirnya kayak yaudah parkir aja dulu, (terus bilang) teh bayarnya langsung,” ucap Tasha saat dikonfirmasi, Minggu (1/9/2024).
Setelah memarkirkan kendaraan, juru parkir itu meminta Tasha membayar langsung uang parkir. Karena tidak membawa uang tunai, Tasha kemudian diminta untuk mentransfer uang tersebut. Namun dia terkejut saat mengetahui nominal yang diminta oleh jukir itu.
“Dia langsung ngomong Rp150 ribu neng. Nggak salah itu, iya katanya dan di sini emang segitu katanya kalau acara wisuda. Masa Rp150 ribu sih, kita nggak mau. Terus kata bapaknya ya segitu, orang lain juga segitu kata dia,” ucap Tasha mengulangi perbincangan dengan jukir.
“Yaudah terus kita gak mau, kalau segitu mending gak usah parkir akhirnya tawar-menawar lah jadinya. Terus yaudah turun Rp130 ribu, tetap nggak mau saya masa parkir Rp130 ribu,” lanjutnya.
Tasha sempat meminta agar jukir mematok tarif sewajarnya saja. Dia sempat ingin memberikan uang Rp15-20 ribu namun ditolak oleh sang juru parkir. Hingga akhirnya, disepakati Tasha harus membayar Rp35 ribu.
Dishub Pecat Oknum Jukir
Plt Kadishub Kota Bandung Asep Koswara buka suara terkait peristiwa getok tarif parkir itu. Dia memastikan oknum jukir berinisial O sudah diberhentikan setelah insiden aksi getok tarif yang dia lakukan viral di medsos.
“Jadi yang bersangkutan langsung kita berhentikan (dipecat). Ngapain memperkerjakan orang yang seperti itu, memalukan saja,” kata Asep Koswara saat dihubungi wartawan
Baca berita lengkapnya di sini.
(maa/idh)