Jakarta –
Surat keputusan bersama (SKB) 3 Menteri menetapkan ada satu tanggal merah di bulan September 2024. Tanggal merah tersebut dipakai untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H/2024 M.
Mengikuti kalender masehi, kalender hijriah, dan SKB 3 Menteri, tanggal Maulid Nabi Muhammad SAW berdekatan dengan akhir pekan sehingga termasuk kategori long weekend. Berikut informasi long weekend Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari SKB 3 Menteri tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H/2024 M diperingati pada Senin, 16 September 2024. Dengan demikian, libur Maulid Nabi 2024 dan tanggal merah September 2024 adalah 16 September 2024.
Berdasarkan ketentuan tersebut, long weekend Maulid Nabi Muhammad SAW 2024 jatuh pada:
- Sabtu, 14 September 2024: Libur akhir pekan
- Minggu, 15 September 2024: Libur akhir pekan
- Senin, 16 September 2024: Libur nasional peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 2024.
Apakah Ada Cuti Bersama Nabi Muhammad SAW 2024?
Libur peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H/2024 M hanya satu hari pada 16 September 2024. Tidak ada libur tambahan atau cuti bersama peringatan Maulid Nabi 2024.
Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW
Dilansir situs Kementerian Agama, Maulid Nabi adalah sebuah peristiwa peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah. Peringatan Maulid Nabi dilaksanakan sebagai bentuk cinta kasih umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi berasal dari dua kata bahasa Arab yakni Maulid dan Nabi, kata Maulid memiliki makna yang sama dengan kata milad yang berarti “lahir” atau “kelahiran”, sedangkan kata Nabi yang dimaksud adalah Nabi Muhammmad SAW. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa Maulid Nabi adalah kegiatan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan dengan mengenang kembali sejarah dan perjuangan Rasulullah SAW semasa hidupnya.
Kemudian, menurut buku ‘Sirah Nabawiyah’ karya Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Sebagai catatan, kala itu masih belum ditentukan penanggalan hijriah.
Dalam buku ‘Sejarah Maulid Nabi’ oleh Ahmad Sauri, seperti dilansir situs NU, sejarah Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim bangsa Arab sejak tahun kedua hijriah. Catatan tersebut merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.
Dalam catatan tersebut juga dijelaskan, Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi. Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
(kny/imk)