Jakarta –
Tanggal 15 September memperingati Hari Demokrasi Internasional (International Day of Democracy). Ini menjadi kesempatan untuk menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, kebebasan sipil, melindungi serta memajukan hak asasi manusia.
Kebebasan berekspresi merupakan hak asasi manusia yang fundamental, yang tercantum dalam Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Bahwa, “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; hak ini mencakup kebebasan untuk mempunyai dan mengeluarkan pendapat dengan tidak mendapat gangguan, serta mempunyai dan mengeluarkan keterangan-keterangan dan pendapat-pendapat dengan cara apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas.”
Berikut serba-serbi tentang peringatannya:
Tema Hari Demokrasi Internasional 2024
Mengutip dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations/UN), peringatan Hari Demokrasi Internasional tahun 2024 ini lebih berfokus pada Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) sebagai alat untuk tata kelola pemerintahan yang baik.
Apabila tidak dikendalikan, bahaya yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan (AI) dapat berdampak serius terhadap demokrasi, perdamaian, dan stabilitas. Mulai dengan berkembangnya misinformasi dan disinformasi, penyebaran ujaran kebencian, dan penggunaan apa yang disebut deepfake.
Meski begitu, AI juga mempunyai potensi untuk mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat secara penuh dan aktif, kesetaraan, keamanan, dan pembangunan manusia. Hal ini dapat meningkatkan pendidikan mengenai proses demokrasi, dan membentuk ruang sipil yang lebih inklusif di mana masyarakat mempunyai hak untuk bersuara dalam pengambilan keputusan dan dapat meminta pertanggungjawaban para pengambil keputusan.
Untuk memanfaatkan peluang ini, penting untuk memastikan tata kelola AI yang efektif di semua tingkatan, termasuk tingkat internasional. Oleh karena itu, Badan Penasihat Tingkat Tinggi Kecerdasan Buatan yang inklusif dan beragam secara geografis telah merilis laporan berisi rekomendasi tentang cara memanfaatkan manfaat AI sekaligus memitigasi risiko.
Sejarah dan Latar Belakang Peringatannya
Hari Demokrasi Internasional ditetapkan secara resmi pertama kalinya melalui resolusi yang disahkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2007. Resolusi ini mendorong pemerintah untuk memperkuat dan mengkonsolidasikan demokrasi.
Sejak pertama kali diperingati pada tahun 2008, ratusan acara parlementer telah diselenggarakan di seluruh dunia. Acara-acara tersebut meliputi kompetisi foto, lokakarya untuk anak-anak, debat yang disiarkan langsung di televisi, telepon melalui radio, dan pertemuan dengan organisasi masyarakat sipil.
Hari Demokrasi Internasional merupakan kesempatan untuk meninjau kembali keadaan demokrasi di seluruh dunia. Ini adalah kesempatan untuk menyoroti peran penting parlemen, dan untuk merayakan kapasitas dan mandat mereka dalam mewujudkan keadilan, perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia.
(wia/imk)