Jakarta –
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengajak para rektor dan akademisi di Rusia untuk memanfaatkan teknologi, khususnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), untuk mengatasi persoalan kemanusiaan. Presiden ke-5 RI ini meyakini AI bisa membantu manusia mengatasi stunting hingga global warming.
Hal tersebut disampaikan Megawati dalam acara ‘Dialogue of Rectors: How Artificial Intelligence is Reshaping the Future of Universities and Higher Education’ dalam rangka ulang tahun ke-300 St Petersburg State University di St Petersburg, Rusia, Rabu (18/9/2024).
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini awalnya mengingatkan soal manfaat dan bahaya perkembangan AI yang begitu pesat. Dia mengatakan AI bisa berbahaya bagi kemanusiaan jika disalahgunakan.
Namun, Megawati yakin AI dapat dimanfaatkan untuk hal-hal positif jika digunakan dengan baik oleh manusia. Dia mengatakan AI dapat membantu manusia bekerja lebih efektif, efisien dan produktif.
“Kecerdasan buatan menawarkan peningkatan produktivitas, efisiensi, daya saing, pengurangan human error, dan menghasilkan akurasi tinggi di dalam menyelesaikan berbagai persoalan di bidang kesehatan, pertanian, transportasi, industri manufaktur, pendidikan, dan lain sebagainya,” ujar Megawati.
Megawati kemudian mengingatkan berbagai masalah yang terjadi di dunia saat ini. Antara lain, katanya, gizi buruk, kelaparan, penyakit menular hingga stunting yang mengancam generasi masa depan. Megawati pun mengajak para akademisi Rusia bekerja sama dengan Indonesia, khususnya BRIN, untuk mengembangkan teknologi hingga obat-obatan yang mampu mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
“Selaku Ketua Dewan Pengarah BRIN saya mencermati bagaimana dunia masih dihadapkan pada persoalan kelaparan, gizi buruk yang menciptakan anak-anak generasi depan kita stunting, serta berbagai penyakit menular yang menimbulkan kematian yang begitu tinggi. Di Indonesia dan begitu banyak negara, masih menghadapi stunting yang menjadi ancaman untuk generasi masa depan,” ujarnya.
“Melalui hubungan baik antara Rusia-Indonesia, saya mendorong kolaborasi riset dan pendidikan. Indonesia begitu kaya dengan kekayaan hayati dan sumber daya genetik sebagai bahan riset pengembangan teknologi pangan dan obat-obatan. Kerja sama universitas di Rusia dengan BRIN juga dapat difokuskan untuk pengembangan teknologi terapan,” sambungnya.
Megawati kemudian bercerita soal pertemuannya dengan Paus Fransiskus yang membahas kondisi bumi. Dia mengaku sepakat dengan Paus bahwa bumi yang hanya satu harus diselamatkan, salah satunya dari bahaya global warming. Megawati pun mengajak para rektor untuk mengkaji pemanfaatan AI dalam mengatasi global warming.
“Menurut saya, apakah ini bisa jadi diskusi kita, apakah AI dapat berperan untuk menghentikan global warming?” kata Megawati.
“Intinya, pemikiran apakah AI punya lebih banyak keuntungan bagi manusia, atau sebaliknya. Menurut saya harus ada batas AI, di mana ‘intelligence’ itu harus tetap dikuasai oleh manusia,” sambungnya.
Sebagai informasi, Megawati didampingi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga serta Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie.
Wakil Ketua MPR sekaligus Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri Ismail, Anggota Dewan Pengarah BRIN Bambang Kesowo, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian, Wakil Kepala BPIP Rima Agristina, Anggota Fraksi PDIP DPR Herman Herry, serta anggota DPR RI terpilih Samuel Wattimena juga ikut mendampingi Megawati.
(haf/rfs)