Jakarta –
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ikut dilibatkan guna mengungkap kasus tujuh mayat ditemukan di Kali Bekasi, Kota Bekasi. Kompolnas kemudian mengungkapkan hasil supervisi dan gelar perkara tersebut.
Anggota Kompolnas Poengky Indarti menjelaskan bahwa berdasarkan paparan Polres Metro Bekasi Kota, tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi merupakan bagian dari kelompok yang akan melakukan tawuran.
“Ada dua kasus yaitu tawuran antar-geng dan penemuan tujuh jenazah. Dari paparan Polrestro Bekasi Kota, diduga tujuh jenazah tersebut bagian dari kelompok yang akan tawuran,” kata Poengky saat dikonfirmasi, Rabu (25/9/2024).
Dia menyebut ada sekitar 50 orang yang berkumpul pada meeting point yang disepakati untuk tawuran. Mereka membawa senjata tajam hingga mengonsumsi minuman keras.
“Ketika Tim Patroli Polrestro Bekasi Kota yang menjalankan tugas patroli, ada informasi akan ada tawuran antar geng, sehingga mereka menuju ke tempat berkumpul geng,” jelas Poengky.
Melihat tim patroli, Poengky mengatakan para remaja itu langsung bergegas para membubarkan diri. Ada yang masuk ke perkampungan, lari ke tempat lain, bahkan ada yang melompat ke sungai.
“Beberapa orang yang melompat ke sungai ada yang diselamatkan Tim Patroli Presisi,” ungkap dia.
“Mereka mengaku bahwa kelompok geng berlarian karena takut akan melakukan tawuran dan bawa senjata tajam,” imbuhnya.
Poengky menuturkan bahwa pihaknya masih akan menunggu hasil identifikasi terhadap seluruh jenazah untuk dapat diketahui penyebab kematiannya.
Di sisi lain, Poengky berbicara tentang kegiatan patroli yang dilakukan oleh Korps Bhayangkara. Menurutnya, itu merupakan tugas kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dan mencegah terjadinya tindakan kejahatan.
“Kompolnas justru mendorong patroli dilakukan secara rutin, khususnya di daerah-daerah rawan kejahatan agar kejahatan dapat dicegah dan dapat melindungi serta mengayomi masyarakat,” ucap Poengky.
“Jangan sampai masyarakat jadi korban kejahatan jalanan serti begal, tawuran antar geng, konvoi geng dengan mengacung-acungkan sajam,” sambung dia.
Poengky juga mengimbau para orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya. Tujuannya, yakni untuk mencegah anak menjadi korban kejahatan atau terjerumus menjadi pelaku kejahatan.
“Kami justru berharap orang tua atau wali yang bertanggungjawab menjaga anak-anaknya harus benar-benar memastikan mereka aman ada di rumah pada malam hingga pagi hari,” pungkasnya.
(ond/dnu)