Jakarta –
Ketua Dewan Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas) Hashim Djojohadikusumo mengungkap program makan bergizi gratis digagas Prabowo Subianto sejak 18 tahun lalu. Bahkan menurutnya, sebelum Gerindra ada.
Hal itu disampaikan Hashim pada acara Rakernas ke-20Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI)di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024). Ia awalnya bicara soal stunting yang masih menjadi persoalan serius.
“Saat ini menurut Kementerian Kesehatan, kalau tidak salah ya 24 persen anak-anak Indonesia stunting. Sempat naik tahun 2014 jadi 38 persen. Sekarang sudah ada perbaikan-perbaikan tapi masih tidak ada masalah serius,” kata Hashim.
“(Dari angka) 24 persen, presiden terpilih yang baru ingin kita kurangi, kurangi kalau bisa sampai 0 persen stunting Indonesia.,” tambahnya.
Hashim menyebut bonus demografi sejatinya merupakan hal yang positif. Namun, masalah gizi buruk menghantui kualitas mada depan sumber daya manusia yang ada.
“Di sini masalah yang kita hadapi, karena banyak rakyat kita kurang makan dan kurang gizi saat ini dan ini membahayakan masa depan kita,” ucap Hashim.
Karena itulah, kata Hashim, Prabowo menggagas makan bergizi gratis. Dia mengungkap program itu sudah dipikirkan Prabowo sejak 18 tahun lalu.
“Ini menjadi landasan program dari Pak Prabowo yang namanya makanan bergizi gratis. Ini bukan makan siang saja, ini adalah makan pagi, sarapan pagi dan makan siang,” ungkap dia.
“Hal ini sudah saya bicarakan kepada kakak saya, dia sampaikan gagasan ini tahun 2006, 18 tahun lalu. Ini gagasnya beliau 18 tahun lalu. Belum ada Gerindra,” sambungnya.
Prabowo, kata dia, prihatin melihat fakta 30 persen anak balita di Indonesia mengalami stunting. Menurutnya masalah stunting akan mempengaruhi kecerdasan sang anak nantinya.
“Waktu itu dia (Prabowo) punya ide, kita harus memberikan makanan yang bermutu kepada anak-anak kita untuk menghindari yaitu anak-anak masuk ke angkatan kerja dengan IQ (Intelligence Quotient) rendah, IQ 70-72,” tuturnya.
“Anak-anak yang mengalami stunting, kalau sudah jadi dewasa, mereka punya IQ 70-72, itu yang menjadi masalah bangsa. Nasib mereka kalau kita tidak bantu, kita tolong, itu jadi begitu, manusia dengan IQ rendah,” sambung Hashim.
(ond/eva)