Jakarta –
Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, menyebut diplomasi bukan hanya tugas Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Diplomasi parlemen juga dianggap memiliki peran penting dalam mendukung diplomasi negara.
“Bahwa diplomasi itu bukan sekedar tugas kementerian luar negeri saja, tetapi diplomasi parlemen juga sangat penting. Diplomasi budaya, ekonomi dan diplomasi setiap individu warga negara, juga sebenarnya sangat penting untuk mendukung diplomasi negara, dalam rangka mencapai kepentingan nasional kita,” kata Fadli Zon saat meluncurkan empat buah buku kinerja BKSAP periode 2019-2024 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (29/9/2024).
Dalam buku-buku itu dituangkan bagaimana peran BKSAP melakukan diplomasi parlemen di berbagai forum internasional.
“Jadi pada dasarnya kami berharap buku-buku ini bisa disebar luaskan, bahwa salah satu nomenklatur di dalam diplomasi, adalah diplomasi parlemen. Indonesia dengan sistem presidensil, parlemen ini sangat bisa dipakai sebagai bagian penting, sebagai bagian diplomasi negara. Salah satunya yakni soal sawit dan soal nikel. Jadi ini juga kami tuangkan di dalam buku ini,” katanya.
Fadli Zon mengatakan BKSAP DPR saat ini cukup aktif hingga memiliki posisi penting di forum parlemen dunia, seperti Inter-Parlaimentary Union (IPU).
“Jadi kita termasuk yang berada dan cukup aktif di berbagai posisi, bahkan hampir setiap IPU, kami paling depan aktif berinisiatif untuk membuat resolusi, atau emergency item dan diikuti oleh negara-negara lain. Dalam tiga isu terakhir ini kami mendorong isu Palestina dan didukung juga oleh berbagai negara dari Afrika dan sebagian besar negara di Timur Tengah dan juga di Asia dan Amerika Latin,” kata Fadli Zon.
Fadli Zon menambahkan BKSAP berperan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Seruan penghentian peperangan kerap diserukan dalam forum-forum internasional.
“Yang dilakukan oleh parlemen (BKSAP) selama ini, kita sejak 12 Oktober tahun 2023 lalu, kita yang pertama waktu itu bicara di forum G20 di New Delhi, tentang bagaimana bisa menghentikan perang,” kata Fadli.
“Jadi baru berjalan lima hari, kemudian baru berjalan dua minggu, kita sudah bicara di parlemen Eropa, sudah bicara tentang kejahatan perang, sudah bicara tentang genosida,” sambungnya.
Fadil Zon menyebut diplomasi parlemen BKSAP semakin memperkuat posisi Indonesia untuk Palestina, sehingga semakin dihormati negara lain di dunia.
“Jadi perjuangan kita sejalan dengan garis politik luar negeri Indonesia untuk Palestina, itu saya kira kuat dan dihormati oleh negara-negara lain termasuk negara-negara di Timur Tengah sendiri,” kata Fadli Zon.
“Karena sikap pemerintah, sikap parlemen, sikap masyarakat Indonesia pada umumnya, semuanya satu, mendukung kemerdekaan Palestina,” tambahnya.
Perjuangan dan diplomasi parlemen yang dilakukan BKSAP untuk kemerdekaan Palestina, tertuang dalam buku ‘Membela Palestina’. Buku itu menggambarkan bagaimana BKSAP berperan aktif di dunia internasional dalam mendukung kepentingan dan diplomasi negara.
Fadli Zon mengatakan, total ada empat buku terkait kinerja BKSAP periode 2019-2024 yang diluncurkan. Di antaranya yakni, Membela Palestina, Membumikan Isu Internasional, Memulihkan Myanmar Menjaga ASEAN dan Diplomasi Parlemen di Tengah Gejolak Dunia.
(mso/rfs)