Jakarta –
Ketua Umum Jaringan relawan Alap-Alap Jokowi (AAJ), Muhammad Isnaini, menegaskan kelompok relawan yang dipimpinnya konsisten loyal dan militan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengatakan, meski Jokowi akan mengakhiri masa tugasnya sebagai presiden pada Minggu (20/10) nanti, AAJ tidak akan berubah sikap poltik.
“Ini aspirasi teman-teman. Mulai Papua, NTT, NTB, Sulawesi, Jawa, dan Lampung. Kami semua tetap Bersama Pak Jokowi,” kata Isnaini dalam keterangan yang diterima, Selasa (1/10/2024).
Dia mengatakan AAJ yang secara pergerakan dimulai pada Maret 2015 di Jogja, akan terus mengembangkan diri. Menurutnya, berdasarkan refleksi berkumpulnya para relawan di Jogja Expo Center (JEC) pada 15 Maret 2015 dalam gelaran “Silaturahmi Akbar Relawan Jokowi”, AAJ berkembang bukan secara kuantitas tetapi lebih pada membangun karakter relawan mandiri.
“Waktu beberapa simpul relawan yang lahir pada momentum Pilgub DKI 2012 berhimpun dan merapatkan barisan di acara JEC usai Bapak memenangkan kontestasi Pilpres 2014. Perkembangan secara alamiah, mengantarkan AAJ pada jalur konsistensi sebagai relawan Bapak. Bagi kami, ini sebuah kehormatan. Sehingga sembilan tahun sudah, AAJ tidak pernah sekalipun berubah haluan dukungan secara politik,” imbuh Isnaini.
Ketua Umum Jaringan relawan Alap-Alap Jokowi (AAJ), M Isnaini (dok Istimewa)
|
Menyikapi akan purnatugas Presiden Jokowi, pria yang tinggal di Kota Semarang ini melihat sisi positif. Menurutnya, AAJ bisa makin dekat dengan figur yang dibangga-banggakan selama ini dan punya banyak kesempatan menimba ilmu.
Isnaini juga memberikan catatan khusus akan rencana ke depan AAJ bersama Jokowi
“Dalam Munas I Alap-Alap Jokowi Bulan Juli di De Tjolomadoe lalu di mana Bapak [Jokowi] juga berkenan hadir, kami sudah menyelesaikan Buku Panduan. Selain soal keanggotan, AD/ART tetapi juga memuat Ideologi Jokowisme. Ideologi yang AAJ pegang teguh dalam pergerakannya. Ideologi yang berangkat dari keteladanan dan kerja nyata Beliau. Meski dalam skala yang sangat kecil, skala lingkungan kampung, lingkungan desa. Tidak dalam kapasitas katatanegaraan secara praksis kebangsaan yang demikian besar. Tentu tidak! Tetapi Ideologi Jokowisme bisa saya katakan harga mati bagi kami. AAJ tidak mau terjebak menjadi relawan hore, maaf,” tegas Isnaini.
Disinggung mengenai seringnya Jokowi diserang hujatan, fitnah dan kebencian keji, Isnaini lebih memilih bicara fakta sejarah.
“Kami meyakini, apa yang sudah dilakukan Bapak dan Ibu Negara akan tercatat dalam tinta emas sejarah bangsa ini. Bagi kami, karya Beliau sungguh fantastis dan fenomenal. Dalam kurun sepuluh tahun, Indonesia berubah menjadi negara yang tidak lagi dipandang sebelah mata. Kepemimpinan Beliau juga sangat dihormati para pemimpin dunia. Kalau soal nyinyiran dan sebagainya, biarlah nanti alam dan semesta yang menjawab,” kata Isnaini.
Menurut Isnaini, apa yang sudah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir merupakan kerja nyata untuk rakyat. “Seorang pemimpin sejati sekaligus Negarawan. Terima kasih Pak Jokowi dan Ibu Iriana. Teruslah menjadi Guru Bangsa. Doa kami selalu…,” pungkas Isnaini.
(jbr/aik)