Jakarta –
Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Chryshnanda Dwilaksana berbicara tentang tugas fungsi Polri. Dia menjelaskan bahwa sejatinya polisi bekerja untuk kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban.
Hal itu disampaikan Chryshnanda dalam acara yang digelar Institut Peradaban di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024). Dia didapuk menjadi pembahas dalam dialog bertajuk ‘Polisi & Peradaban’ itu.
“Polisi bukan hanya sekedar melindungi, mengayomi, dan melayani, tetapi juga boleh dikatakan polisi ini menjaga kehidupan, membangun peradaban, dan sebagai pejuang kemanusiaan,” kata Chryshnanda.
Dia menerangkan bahwa Polri dalam menjaga kehidupan tidak bermain-main dengan hal ilegal, tidak menjadi backing, tidak terima suap, dan juga tidak melakukan tindakan-tindakan yang kontraproduktivitas.
Begitupula saat menegakkan hukum, polisi, kata Chryshnanda tak akan asal tunjuk dan berpihak. Namun, lanjutnya, memberikan pelayanan bagi pencari keadilan
“Polisi adalah pembangun peradaban, polisi ini penegak hukum dan keadilan. Bagaimana polisi dalam menegakkan hukum adalah untuk menyelesaikan konflik secara berati,” ungkap Chryshnanda.
“Yang kedua adalah bagaimana mempunyai efek pencegahan, yang ketiga memberikan perlindungan, pengayoman pelayanan kepada korban dan para pencarian keadilan,” sambungnya.
Dia menyebut moralitas dan literasi menjadi penting bagi anggota Polri dalam melakukan tugasnya. Dengan moralitas yang tinggi, menurutnya akan mencegah terjadinya pelanggaran yang merugikan masyarakat.
“Karena yang ideal dengan yang aktual itu berbeda, bertentangan. Menurut saya ketertinggalan teknologi itu bisa dibangun, bisa dikejar, tapi ketertinggalan literasi, ketertinggalan cara berpikir sulit,” jelasnya.
Lebih jauh, dia menyebut polisi adalah tentang menjadi siapa dan bukan sekedar menjadi apa dan bagaimana. Termasuk menjadi ikon persahabatan denga masyarakat.
“Polisi harus menjadi ikon, ikon kedekatan, ikon kesempatan, ikon persahabatan. Maka pada konteks ini dikatakan menjadi polisi harus ada manfaat, ada manfaat, ada gunanya,” tuturnya.
Karena itu, ucap Chryshnanda, kepercayaan publik menjadi hal yang paling utama harus dijaga Korps Bhayangkara. Menurutnya, etika harus tetap dikedepankan dalam hal apapun.
“Kehilangan harta benda itu tidak kehilangan apa-apa. Bermoral itu dasarnya kesadaran. Orang yang sadar pakai tanggung jawab dan disiplin. Cerdas, kreatif, dan inovatif. Modern itu dinamis,” terangnya.
“Maka menjadi polisi menurut saya harus pantas dan benar, layak dan menyelamatkan. Karena pantas itu ada moralitasnya, pantas opo ora. Etis, karena sudah etis berani memilih. Kedua, benar karena dia tahu aturan, dia menegakkan hukum bagi kemanusiaan keterutusan dan peradaban dan juga adalah layak karena kompeten dan untuk menyelamatkan agar bangsa ini tetap beradab, bangsa ini mampu berdaya tahan, berdaya tangkal,” pungkas Chryshnanda.
(ond/azh)