Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) belakangan ini kerap minta maaf saat bertemu rakyat jelang akhir jabatannya. Istana menjelaskan maksud permintaan maaf itu menunjukkan kerendahan hati atas kekurangan selama menjabat presiden.
“Presiden Joko Widodo telah menunjukkan sikap kerendahan hati dan keberanian untuk meminta maaf secara langsung atas kekurangsempurnaan selama masa jabatannya,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana kepada wartawan, Kamis (3/10/2024).
Yusuf menilai permintaan maaf disampaikan Jokowi di berbagai kesempatan saat bertemu langsung dengan rakyat. Hal itu juga sekaligus refleksi kebijakan yang telah dilakukan selama ini.
“Serangkaian permohonan maaf yang disampaikan beliau di berbagai kesempatan dan lokasi itu menunjukkan keseriusan beliau dalam refleksi atas kebijakan yang telah dijalankan,” ujarnya.
“Ini merupakan sikap yang menunjukkan integritas, kenegarawanan, dan kepedulian yang mendalam terhadap tanggung jawab yang diemban sebagai kepala negara,” lanjut Yusuf.
Adanya permintaan maaf itu, kata Yusuf, juga membuktikan hubungan baik Jokowi dengan rakyat secara langsung. Menurutnya, Jokowi tengah menunjukkan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang kuat selama memimpin.
“Permintaan maaf langsung yang disampaikan di berbagai momen penting dan di berbagai daerah juga mencerminkan hubungan langsung dengan rakyat dan menunjukkan rasa empati. Itu adalah komitmen beliau terhadap prinsip transparansi dan akuntabilitas yang kuat dalam kepemimpinannya,” ujarnya.
Diketahui, Jokowi memang kerap meminta maaf jelang jabatannya berakhir pada 20 Oktober mendatang. Permintaan maaf itu disampaikan langsung Jokowi di depan rakyat saat kunjungan kerja ke daerah.
Baik saat agenda kunjungan kerja ke pasar ataupun agenda lain yang berhadapan langsung dengan rakyat. Jokowi meminta maaf secara langsung menggunakan pengeras suara.
(eva/maa)