Jakarta –
Massa melakukan demo di kota-kota AS dari Washington hingga Los Angeles menuntut gencatan senjata saat perang di Gaza mendekati peringatan satu tahun. Salah satu peserta demo, seorang pria membakar diri sebagai aksi protes tersebut.
Demo tersebut merupakan bagian dari hari aksi sedunia melawan perang yang menghancurkan, yang baru-baru ini membuat Israel mengintensifkan operasi militernya ke Lebanon.
Di Washington, lebih dari seribu pengunjuk rasa yang marah berdemonstrasi di luar Gedung Putih. Massa menuntut diakhirinya bantuan militer AS dan bantuan lainnya kepada sekutu strategisnya, Israel.
“Pemerintah AS benar-benar telah menunjukkan sisi sejarahnya,” Zaid Khatib, seorang organisator Gerakan Pemuda Palestina, mengatakan kepada AFP, dilansir AFP, Minggu (6/10/2024).
“Pemerintah AS telah melakukan dan ikut menandatangani kekejaman paling kejam yang pernah kita lihat di abad ini,” sambungnya.
Para pengunjuk rasa melambaikan bendera Palestina dan Lebanon, di antara yang lainnya, dengan banyak yang mengangkat poster dan meneriakkan yel-yel secara serempak untuk menunjukkan solidaritas dengan perjuangan Palestina.
Hampir dua jam setelah protes dimulai, seorang pria mendekati lokasi demonstrasi dan membakar dirinya sendiri, menurut saksi mata wartawan AFP.
Api membakar lengan kiri pendemo itu, sebelum orang-orang yang lewat dan polisi bergegas menolongnya, menyiramnya air dan memadamkan api menggunakan keffiyeh, syal tradisional Palestina.
“Saya seorang jurnalis dan kita mengabaikannya, kita menyebarkan informasi yang salah,” teriaknya, di sela-sela jeritan kesakitan saat api di lengannya dipadamkan.
Polisi mengatakan pria itu dirawat karena “cedera yang tidak mengancam jiwa.”
Diketahui, perang di Gaza dipicu pada tanggal 7 Oktober ketika kelompok bersenjata Palestina Hamas menyerang Israel, yang mengakibatkan kematian 1.205 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel yang mencakup sandera yang terbunuh dalam penahanan.
Lebih dari 41.825 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, telah tewas dalam operasi militer Israel di Jalur Gaza sejak perang dimulai, menurut data yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas. PBB telah mengakui bahwa angka-angka tersebut dapat diandalkan.
Demo di LA dan New York
Di New York, ribuan orang melakukan long march di kawasan Times Square yang terkenal di kota itu. Beberapa massa membawa foto orang-orang yang terbunuh oleh serangan militer Israel di Gaza, yang telah membuat sebagian besar wilayah itu menjadi puing-puing.
Di antara mereka yang berbaris adalah Cornel West, seorang aktivis hak asasi manusia terkemuka dan seorang kandidat independen yang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden AS.
“Saya di sini untuk selamanya bersolidaritas dengan orang-orang yang mengalami genosida yang kejam,” katanya kepada AFP.
“Berurusan dengan pembersihan etnis semakin parah, sudah setahun penuh sekarang. Anda tahu, kita harus terus berjuang,” ujar West.
Seorang warga New York, Daniel Perez, mengaku muak uang pajaknya digunakan oleh pemerintah AS untuk mengirim bantuan senjata militer ke Israel. Diketahui, Amerika Serikat adalah salah satu sekutu terdekat Israel, yang menyediakan bantuan militer bernilai miliaran dolar.
“Sebagai warga Amerika, kami muak dengan uang pajak kami yang digunakan untuk Israel untuk mengebom anak-anak di Palestina dan kemudian Lebanon,” kata Daniel Perez.
Para pengunjuk rasa juga turun ke jalan di Los Angeles, banyak diantaranya yang membawa plakat yang menyerukan diakhirinya “genosida” di Gaza.
(yld/idn)