Jakarta –
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah masyarakat yang termasuk kelas menengah sejak tahun 2019 hingga 2024. Menteri Sosial (Mensos) RI, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, mengatakan data tersebut harus dilihat secara menyeluruh karena ada juga warga yang naik kelas.
“Ya, jelas kita menjadi bagian dari kementerian-kementerian yang lain. Kemarin, Bu Menteri Keuangan sudah menyampaikan, memang ada yang turun kelas, tapi juga harus diperiksa ada yang naik kelas, jadi harus dilihat secara keseluruhan,” kata Gus Ipul di Ciracas, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024).
Gus Ipul mengatakan Kemensos bakal membantu warga kelas menengah yang turun kasta itu. Dia mengatakan bantuan akan diberikan sesuai hasil asesmen dari Kemensos.
“Nah, Kementerian Sosial tentu akan ikut melakukan usaha-usaha dalam rangka mendukung mereka yang disebut sebagai pemerlu bantuan sosial. Misalnya nanti ada kelompok ini yang turun ya apa keperluannya kan harus di asesmen dulu. Jadi kita cermati, kita mengikuti dengan baik dan program-program yang membuat daya beli masyarakat terjaga itu akan kita teruskan. Jadi kita ikuti ya mana yang naik, mana yang turun,” ungkap Gus Ipul.
“Maka di dalam kelompok-kelompok masyarakat yang disebut memerlukan bantuan kita paling bawah itu juga harus diperiksa, mana yang sudah naik kelas itu,” imbuhnya.
Sebelumnya, BPS mencatat jumlah kelas menengah di Indonesia tahun ini 17,13% dari proporsi masyarakat di Indonesia. Dalam bentuk jumlah, tahun ini sebanyak 46,85 juta jiwa.
Angka itu tercatat mengalami penurunan sejak 2019, di mana saat itu proporsinya 21,45% atau berjumlah 57,33 juta jiwa. Kemudian pada 2021 juga mengalami penurunan menjadi 19,82% atau 53,83 juta penduduk.
Berikutnya, angka rentan miskin pada 2019 tercatat 54,97 juta orang atau proporsinya 20,56%. Kategori ini naik pada 2021 menjadi 21,47% atau 58,32 juta orang dan pada tahun 2024 menjadi 24,23% atau 67,69 juta orang.
Sementara, penduduk yang masuk level menuju kelas menengah pada 2019 proporsinya 48,20% atau 128,85 juta orang. Pada 2021 naik menjadi 48,17% atau 130,8 juta orang dan 2024 menjadi 49,22% atau 137,5 juta orang.
(haf/haf)