Jakarta –
Anggota DPR 2024-2029 Daniel Johan menyoroti fenomena tenaga kerja asing (TKA) yang memakai visa turis di Indonesia. Dia menyebut TKA tersebut kerap merugikan negara dan masyarakat.
“Sekarang harus diperhatikan banyak sektor riil kita itu mulai dikuasai oleh TKA yang mereka memakai visa turis. Semua dirambah, kasihan UKM lokal,” kata Daniel dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024).
Daniel menyoroti modus para TKA ilegal ini yang menjual barang-barangnya dengan harga yang lebih murah karena tidak membayar pajak penjualan gegara memanfaatkan visa turis. Dia pun menyoroti bagaimana para TKA nakal ini mengimpor barang dari luar negeri untuk dijual di Indonesia tanpa prosedur dan mekanisme yang sesuai aturan.
“Mereka impor sendiri, kita hanya jadi pasar. Ini orang asing sendiri ngimpor barangnya sendiri tetapi mereka merambah pasar kita,” jelas anggota dewan yang pada periode DPR sebelumnya bertugas di Komisi IV itu.
“Ada banyak seperti di Bali, Glodok, Mangga Dua, Tanah Abang. Itu mereka semua menguasai pasar mulai dari handphone, baju sampai ke jam tangan. Itu mereka banyak memakai visa turis dan itu menghancurkan para pengusaha lokal kita,” lanjut Daniel.
Menurutnya, fenomena TKA ber-visa turis yang merajai pasar Indonesia tersebut merugikan perekonomian rakyat.
“Uang mereka tidak berputar di Indonesia karena mereka kirim ke luar negeri, jadi tidak nambah daya beli masyarakat yang saat ini dibutuhkan oleh pertumbuhan ekonomi kita dan kegiatan mereka tidak menyerap tenaga kita,” paparnya.
Daniel pun mempertanyakan pihak Bea Cukai hingga imigrasi yang meloloskan barang-barang jualan milik TKA itu.
“Mereka nggak bayar pajak. Negara dirugikan tapi kok Bea Cukai bisa lolos, imigrasi lolos, kepolisian lolos. Kita minta tindak tegas lah TKA ilegal seperti ini,” tegas Daniel.
“Sementara kita ingat beberapa waktu lalu TKI kita bawa pulang barangnya diubrak-abrik Bea Cukai. Ini kan ironis,” sambung Legislator dari Dapil Kalimantan Barat I itu.
Selain itu, Daniel juga menyoroti soal Aplikasi Temu yang belakangan sedang menjadi sorotan. Dia menegaskan aplikasi ini mengancam UMKM.
“Ini apalagi ada aplikasi dari China itu, UKM kita semakin terancam,” jelas Daniel.
Daniel menambahkan, kehadiran aplikasi Temu dengan model bisnis yang tidak sehat seperti itu mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia.
“Produk-produk impor murah yang dijual melalui platform ini dapat mematikan usaha UMKM lokal yang telah berjuang keras untuk bersaing,” imbuhnya.
(maa/taa)